hujan penguak manipulasi muka bumi
Mendadak curah hujan rintik maupun deras tanpa rencana. Tanpa
permisi hujan nyelonong di luar jadwal. Diharapkan kehadirannya, seolah hujan
jual mahal, sok gengsi. Melimpahnya hujan di luar kendali manusia, memang.
Menyoal hujan, supaya jangan terpaku dengan akal manusia.
ayo kawan, kita sejenak simak kandungan ayat suci [QS Al Qamar (54) : 11]: “Maka
Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.”
Allah swt menciptakan orang untuk menjadi khalifah di
muka bumi. Manusia merasa punya hak untuk berbuat sesuka hati, suka-suka, semau
gué. Sesuai fitrah memiliki seperangkat komplit potensi daya akal. Sinyalemen
para malaikat bahwa manusia akan berbuat kerusakan dan (saling) menumpahkan
darah.
Betapa manusia melebihi panggilan tugas untuk merubah
wajah bumi. Tanah air, darat laut menjadi ajang adu tamak. Yuridis formal,
legal konstitusional menjadi agenda utama pembangunan terselubung tiap
pemerintahan. Kian nyaring menjadi lagu wajib tiap periode.
Padahal, berita oleh media massa, media sosial atau
pengkabaran aneka versi. Cuma contoh melegakan penguasa. Masuk kategori bencana
alam. Akal manusai berkilah, semua kejadian sudah kehendak alam. Betul. Alam yang
diusik kesembangannya, pada klimaksnya akan mengingatkan.
Kejadian perkara luar biasa, hanya bisa disaksikan
langsung. Korban tidak hanya pihak yang ahli mengambil keuntungan. Rakyat yang
tanpa dosa, tanpa daya menjadi korban. Penguasa daerah atau lokal yang menjadi
lokasi usaha bersama pemerintah dengan pihak yang bisa mendatangkan keuntungan.
Wilayah yang menjadi kawasan otoritas, menjadi tempat
persembunyian senyap aksi nyata skenario global. Sepandai-pandai menutupi tahi
kerbau, akhirnya menjadi pupuk. Akhirnya, pintu langit yang akan membuka kedok.
[HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar