Halaman

Selasa, 29 Januari 2019

hujan penguak manipulasi muka bumi

hujan penguak manipulasi muka bumi

Mendadak curah hujan rintik maupun deras tanpa rencana. Tanpa permisi hujan nyelonong di luar jadwal. Diharapkan kehadirannya, seolah hujan jual mahal, sok gengsi. Melimpahnya hujan di luar kendali manusia, memang.

Menyoal hujan, supaya jangan terpaku dengan akal manusia. ayo kawan, kita sejenak simak kandungan ayat suci [QS Al Qamar (54) : 11]: “Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah.”

Allah swt menciptakan orang untuk menjadi khalifah di muka bumi. Manusia merasa punya hak untuk berbuat sesuka hati, suka-suka, semau gué. Sesuai fitrah memiliki seperangkat komplit potensi daya akal. Sinyalemen para malaikat bahwa manusia akan berbuat kerusakan dan (saling) menumpahkan darah.

Betapa manusia melebihi panggilan tugas untuk merubah wajah bumi. Tanah air, darat laut menjadi ajang adu tamak. Yuridis formal, legal konstitusional menjadi agenda utama pembangunan terselubung tiap pemerintahan. Kian nyaring menjadi lagu wajib tiap periode.

Padahal, berita oleh media massa, media sosial atau pengkabaran aneka versi. Cuma contoh melegakan penguasa. Masuk kategori bencana alam. Akal manusai berkilah, semua kejadian sudah kehendak alam. Betul. Alam yang diusik kesembangannya, pada klimaksnya akan mengingatkan.

Kejadian perkara luar biasa, hanya bisa disaksikan langsung. Korban tidak hanya pihak yang ahli mengambil keuntungan. Rakyat yang tanpa dosa, tanpa daya menjadi korban. Penguasa daerah atau lokal yang menjadi lokasi usaha bersama pemerintah dengan pihak yang bisa mendatangkan keuntungan.

Wilayah yang menjadi kawasan otoritas, menjadi tempat persembunyian senyap aksi nyata skenario global. Sepandai-pandai menutupi tahi kerbau, akhirnya menjadi pupuk. Akhirnya, pintu langit yang akan membuka kedok.  [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar