Halaman

Rabu, 02 Januari 2019

jangan unjuk rasa di depan hidung penguasa


jangan unjuk rasa di depan hidung penguasa

Apalagi main tunjuk hidung. Kalau cuma unjuk kata sanjung, tak ada nominal udang di balik batu, pahit.binti kecut. Malah kian apes, belum balik modal. Denda atau cukai damai di tempat tergantung pasal bebas pengaturan skore. Ada saatnya, ketika loyalis penguasa sadar dan berguman, “tiwas dandan

Berjibaku di siang bolong. Ikut antrian makan siang gratis. Malah didakwa menandingi watak standar ganda pemerintah. Masak siang sendiri. Dituduh memakai pangan lokal. Apa guna kebijakan impor pro perut rakyat.

Rakyat tetap hormat pada pemimpinnya. Salah benar memang risiko salah pilih atau kalah pilihan. Adat Jawa dengan guyon parikeno. Menyindir dengan gaya dan dialog panggung, yang disindir malah bangga.

Adab rakyat mendukung pemerintah, bukan sang oknum penguasa tunggal. Pihak lain, aksi garang penguasa tanda tak dalam. Lazim politik mana pun, kawanan loyalis penguasa si panjang (t)angan.

Akhir judul ini dengan ingat diri akan taruhan politik Ulama, perpanjangan tangan penguasa vs penyambung lidah penguasa.

Budaya nerimo rakyat adalah doa berkuatan tetap. Jika selama, sepanjang satu periode penguasa secara konstitusional  memanipulasi maupun mengintimidasi hak-hak rakyat. Apalagi sampai modus mengkebiri hak asasi rakyat. Terukur pada tampilan dan tayangan berbasis aneka ujaran oleh partai politik pro-pemerintah.

Doa rakyat adalah doa tak terucap. Pola perlawanan batin rakyat untuk mengimbangi gejolak iklim dan suhu politik yang serba mégaéfék, mégatéga, anéka méga. Antar penyelenggara negara sudah saling téga. Rakyat yang terang-benderang daya ideologinya, ambil kesempatan maupun semakin memperkeruh suasana. Mereka yakin, tulang pun tak kebagian.

Doa rakyat adalah uro-uro pengelipur lara, penghibur diri. Sambat ke yang punya dirinya. Tidak perlu mengeluh liwat media sosial. Tidak perlu pamér bégo ala politisi sesat. Rakyat tetap sibuk uber ekonomi harian.

Doa rakyat secara berseninambungan dari pulau tertinggal, terdepan, terluar, terpencil, daerah pinggiran, komunitas terisolir, sejalan dengan edar matahari. Membentuk jaringan yang kokoh. Tak bisa diintervensi oleh tenaga dalam maupun arus luar. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar