hidup tak semudah hirup udara
Betapa ayat qauliyah
menyuratkan bahwa kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang
menipu. Sehebat-hebat manusia tak akan mampu mengatur bayangannya sendiri.
Menjaga air bersih dan udara segara yang tinggal hirup gratis, manusia tampak
aselinya. Tinggal pakai tanpa peduli asal usulnya.
Agama Islam sudah memberikan pedoman
hidup yang jika kita berpegang padanya, tak akan sesat jalan. Sebagai petunjuk
jalan bagaimana manusia mengisi hidup dan kehidupan di jalan yang benar, lurus
dan fokus dengan cara yang baik dan benar. Akhirnya manusia bisa lebih siap
menuju ke perisitirahatan terakhirnya. Yakin dan mapan menghadapi masa depan di
akhirat.
Seolah menjadi kewajiban Allah swt
sebagai Yang Maha Pencipta, untuk menjaga, memelihara segala ciptaan-Nya. Manusia merasa sebagai pelaku tunggal,
tinggal melakoni hidupnya di dunia. Bahkan meramu slogan hidup yang dijadikan
pegangan hidup adalah umur boleh tua tetapi semangat tetap muda.
Paribasan yang diduga menandung makna dan pesan yang mendalam. Pemahaman arti
memerlukan perenungan ialah sebagai berikut: sing bisa mati sajroning urip lan urip sajroning mati (hendaklah
dapat mati di dalam hidup dan hidup di dalam mati).
Orang sukses dunia sejatinya tidak
akan pernah mencari popularitas, sensasi dan pengakuan dari apa yang telah diraihnya.
Mereka hanya mencari kepuasan hidup dan kebahagiaan yang menjadi makna sebuah kesuksesan.
Orang yang cita-citanya biasa-biasa
saja, jika hidupnya tak seindah mimpinya. Biasanya selalu berdalih dengan
bersembunyi di balik dalil “nasib”. Beda
dengan manusia politik yang hidup aktif di sebuah partai politik. Hidup sukses
tak kunjung terwujud, kambing hitamnya adalah merasa dizalimi pihak lawan,
kamar sebelah.
Masyarakat desa sudah lama mempunyai
pranata sosial. Bentuk ikatan sosial, solidaritas sosial maupun praktik guyub,
rukun, gotong royong sebagai penyangga penting kemasyarakatan serta kehidupan
dan penghidupan masyarakat desa. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar