Halaman

Kamis, 24 Januari 2019

gagap politik, gatal mulut vs gatal tangan


gagap politik, gatal mulut vs gatal tangan

Éféktivitas, kemanfaatan sistem demokrasi Nusantara. Praktiknya membuat pemenang pesta demokrasi menguasai mayoritas kursi. Beban ganda penguasa selain éfék domino biaya politik, wajib patuh dan taat kepada kebijakan partai pengusungnya. Tak terkecuali sampai tingkat petugas partai.

Asumsi riwayat politik tidak bisa untuk modal prediksi. Mata rantai menu Orde Baru: ‘nasakom’ terputus secara konstitusional. Pihak penerus yakin bahwasanya sebagai anak cucu ideologis. Ideologi tak ada kapoknya. Pandai-pandai menyesuaikan diri. Tersedia warna yang tidak beda jauh.

Ikut arus globalisasi, perdagangan bebas dunia. Masyarakat politik antar bangsa. Dunia tanpa batas jarak dan bebas beda waktu. Biaya politik di laga kandang, butuh dana asing. Peta politik dalam negeri menjadi modal jual kapling tanah air ke investor politik.

Kompleksitas penyakit politik, turunan, bawaan atau skenario perpanjangan tangan asing, kian merasuk. Hukum politik jauh lebih berdaya ledak dibanding hukum rimba. Demi sebuah kursi, apalagi periode, modus apapun menjadi konstitusional.

Debat politik menjadi ajang adu otot. Media masa dan atau turunannya maupun media sosial dengan sukarela sebagai pemodal yang tahu diri. Manusia politik klas kambing, papan bawah cukup bangga dengan olok-olok politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar