stabilisasi moral politik terkendala dan terkendali
Abaikan maknawi ujaran andalan pihak yang tak suka (wawasan)
Nusantara bersatu dan utuh. Mulai dari pembunuhan karakter, standar ganda,
jabatan rangkap, propaganda kebohongan dengan rasa jujur total kopral.
Di panggung politik, beredar fatwa bahwa pemain kawakan selalu
bikin bosan, jenuh bangsa atau nyaris tak populer. Mendaur ulang masa lalu,
menghadirkan kejayaan masa lalu dikemas dengan syahwat terkini. Perilaku ngorèti ceting.
Jangan lupa, semangat 1945 bisa tetap membara akan tetapi
semangat Reformasi tak kalah garang. Menang jadi arang, kalah jadi abu. Menang
disumpah, kalah disumpahi.
Antara koalisi, kongsi, kroni dengan oposisi banci,
oposisi setengah hati beda tipis. Kondisi tertentu, mempunai warna yang sama.
Rakyat sejak dari doeloe sudah faham isi perut kawanan
manusia politik. Sulit melupakan fakta “mbalèni sega wadhang vs mbélani
sega wadhang”.
Ramuan ajaib revolusi mental kian memantapkan adegan asu mbalèni piringé vs panguwasa
mbélani kursiné.
Tata niaga politik tetap di satu tangan. Tuntas side A
lanjut ke side B. Masih baik ada volume II. Ini politik terus bergema kembali
ulang rekaman side A. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar