moméntum adab
Nusantara, kemarau semusim vs banjir tiban
Posisi dan kondisi
geografis RI, bisa menjadi satu keuntungan sekaligus rawan, riskan, rentan
faktor tak keberuntungan. Tanggung jawab bangsa dan rakyat. Pembusukan,
pengeroposan, berkarat mulai dari dalam.
Dari luar, tuntutan pemodal asing dijawab dengan sewa jual tanah air.
Ratapan mantan penguasa
yang tak akan pernah puas. Kalau diikuti, dituruti, dipenuhi ambisi politiknya
selalu saja merasa dizalimi.
Kebutuhan, keperluann
hidup rakyat dijadikan obyek popularitas dan elektabilitas. Semangkin merasa
mampu merangkul rakyat, semangkin merasa pancasilais sejati, luar dalam,
paripurna. Komplit plit tanpa slilit.
Dua dekade reformasi
telah bergulir. Ladang juang generasi pewaris masa depan semakin terkikis. Paket
dengan label asing, bisa dijumpai di warung pinggir desa. Terpampang di kios
suku anak pedalaman. Disajikan bebas di kawasan hunian suku adat terpencil.
Babak final, garis
finish belum dicapai, dilalui, namun gempita pesta raya sambut kemenangan sudah
meriah.
Pejuang ideologi mantap
dengan deretan bintang tanda jasa. Kerajaan-kerajaan kecil menjadi bukti kisah
sukses dunia. Berhala reformasi 3K (kaya, kuat, kuasa) menjadi lagu wajib. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar