Halaman

Kamis, 21 Juni 2018

Serial pe-jin pasif. Tersandera Halusinasi vs Tergadai Imajinasi


Serial pe-jin pasif. Tersandera Halusinasi vs Tergadai Imajinasi

Manusia tetap manusia, walau sarat dengan ilmu pengetahuan. Justru yang macam ini, bisa berbanding terbalik dengan kadar religi. Melihat kejadian perkara dunia dengan kacamata: daya pikir, olah akal, tata logika serta pola nalar.

Efek domino penyuka acara, aktraksi, adegan di media sosial, tak sengaja menemukan dunia lain. Tanpa batas waktu, ruang dan jarak. Menjadi pengganda, peng-copas ujaran orang lain. Bukan mengandalkan bakat diri.

Pembaca yang masih sibuk di tempatnya,

Agar tetap di lajurnya. Tak terkontaminasi klakson penyalip. Maraknya  oknum pengguna aktif sétan-gèpèng merasa ahli menyelesaikan perkara besar dunia. Dengan tak sadar malah mencari dan mengaktifkan perkara lain, di dunia lain tersebut di atas. Sisi gelap berkomunikasi, berkolaborasi, berkoalisi dengan jajaran makhluk asing (iblis, sétan, jin) merasa wibawa diri terdongkrak habis.

Agar tak rancu, apa itu ‘halusinasi’ dan ‘imajinasi’. Lepas dari KBBI. Praktisnya, simak kamus politik. Akhiran lema ‘nasi’, dikira terkait secara politis dengan kemandirian dan ketahanan pangan Nusantara.

Lagi-lagi, jangan-jangan ada komponen makhluk asing yang impor. Sengaja didatangkan dari luar negeri secara konstitusional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Memenuhi kepentingan pihak yang paling berkepentingan.

Akhirnya, hidup ini bukan bak air mengalir. Tapi, lebih seperti bak asap, udara, hawa beredar. Yang mana, dimana gaya tarik bumi tak berlaku. Tembus pandang tanpa perlu bercermin.

Modus ini sudah disinyalir dan tersurat sejak. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar