Dukung Total Indonesia Raih RI-1 Kedelapan 2019
Namanya antrian, di mana
saja, kapan saja, beda keperluan dan tujuan. Mau bayar e-toll, sabar sesuai
antrian. Budaya antri tidak berlaku jika hukum politik yang berlaku.
Ironis binti miris,
manusia politik memang bukan karakter sabar dalam proses, sesuai aturan main. Kalau
bisa menyalip, mengapa pula harus buang waktu main antri.
Ironis binti tragis,
selain malas antri, kalau sudah duduk lupa waktu. Lupa kalau antrian mengular. Tak
terkecuali pihak yang menggoyang agar cepat rontok sebelum ranum. Agar turun di
tengah sebelum jatuh tempo. Agar tak sampai garis finish.
Sejarah peradaban
politik Nusantara semakin membulatkan fakta. Pihak pendongkel penguasa justru orang
dekat, orang dalam, konco dw, bolo dw.
Lawan politik lebih
menunggu angina baik, arus balik bola liar atau bencana politik yang
membahayakan persatuan dan kesatuan.
Susah dilupakan oleh
sejarah bahwa presiden ketiga, keempat dan kelima RI, karena satu dan lain hal,
tidak bisa menjabat utuh satu periode. Presiden ketiga RI yang kedapuk
melanjutkan sisa periode 1997-2012, kalah telak dengan pasal politiis pemilu
diajukan menjadi tahun 1999.
Periode 1999-2004
menjadi sasaran kutukan politik berbagai pihak. Bisa dibilang, efek dominonya
masih terasa dan nyata sengatannya.
Jam terbang presiden
pertama dan presiden kedua, menjadi tolok ukur, acuan, panduan penggantinya.
SBY mengisi dua periode berturut-turut, bukan tanpa sebab. Agaknya, belum ada
lembaga survei berbayar, gratisan maupun yang gemar ‘bedah fakta’ atau ada
sponsor. Dengan cerdas menyimpulkan rumusan ajaib SBY.
Akhirnya, di periode
2014-2019, daur ulang format ideologi Orde Lama. Memanfaatkan daya pikir
proklamator dan presiden pertama RI. Muncul ramuan ajaib yang menjadi andalan.
Betul. Beri kesempatan
putera-puteri terbaik. Anak bangsa pribumi yang masih steril, murni, belum
terkontaminasi ideologi bebas. Jangan turuti, ikuti hawa nafsu politik. Apalagi
sampai mengandalkan bantuan negara paling bersahabat. Dalih tanpa ikatan,
kontrak ataupun uluran tangan asing. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar