Halaman

Senin, 18 Juni 2018

Dukung Total Indonesia Raih RI-1 Kedelapan 2019


Dukung Total Indonesia Raih RI-1 Kedelapan 2019

Namanya antrian, di mana saja, kapan saja, beda keperluan dan tujuan. Mau bayar e-toll, sabar sesuai antrian. Budaya antri tidak berlaku jika hukum politik yang berlaku.

Ironis binti miris, manusia politik memang bukan karakter sabar dalam proses, sesuai aturan main. Kalau bisa menyalip, mengapa pula harus buang waktu main antri.

Ironis binti tragis, selain malas antri, kalau sudah duduk lupa waktu. Lupa kalau antrian mengular. Tak terkecuali pihak yang menggoyang agar cepat rontok sebelum ranum. Agar turun di tengah sebelum jatuh tempo. Agar tak sampai garis finish.

Sejarah peradaban politik Nusantara semakin membulatkan fakta. Pihak pendongkel penguasa justru orang dekat, orang dalam, konco dw, bolo dw.

Lawan politik lebih menunggu angina baik, arus balik bola liar atau bencana politik yang membahayakan persatuan dan kesatuan.

Susah dilupakan oleh sejarah bahwa presiden ketiga, keempat dan kelima RI, karena satu dan lain hal, tidak bisa menjabat utuh satu periode. Presiden ketiga RI yang kedapuk melanjutkan sisa periode 1997-2012, kalah telak dengan pasal politiis pemilu diajukan menjadi tahun 1999.

Periode 1999-2004 menjadi sasaran kutukan politik berbagai pihak. Bisa dibilang, efek dominonya masih terasa dan nyata sengatannya.

Jam terbang presiden pertama dan presiden kedua, menjadi tolok ukur, acuan, panduan penggantinya. SBY mengisi dua periode berturut-turut, bukan tanpa sebab. Agaknya, belum ada lembaga survei berbayar, gratisan maupun yang gemar ‘bedah fakta’ atau ada sponsor. Dengan cerdas menyimpulkan rumusan ajaib SBY.

Akhirnya, di periode 2014-2019, daur ulang format ideologi Orde Lama. Memanfaatkan daya pikir proklamator dan presiden pertama RI. Muncul ramuan ajaib yang menjadi andalan.

Betul. Beri kesempatan putera-puteri terbaik. Anak bangsa pribumi yang masih steril, murni, belum terkontaminasi ideologi bebas. Jangan turuti, ikuti hawa nafsu politik. Apalagi sampai mengandalkan bantuan negara paling bersahabat. Dalih tanpa ikatan, kontrak ataupun uluran tangan asing. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar