Halaman

Minggu, 17 Juni 2018

Indonesia Memang Begitu


Indonesia Memang Begitu

Untuk lancar bangga menjadi bangsa Indonesia, sederhana. Hidup di lokasi hunian, tempat tinggal, domisili yang akrab dengan alam. Tepatnya, dimana awal peradaban Nusantara terbentuk.

Salah pilih, bisa terjebak tradisi dinamisme dan animisme. Juga tidak. Karena di perguliran zaman, bak bola salju. Rasa malu tidak hanya terkelupas sampai lapis cadangan. Semangat untuk menjadi penguasa daratan, lautan dan angkasa Nusantara.

Syarat administrasinya tidak bertélé-télé. Golongan darah tidak terpapar ideologi entah berantah. Sulit dupenuhi. Justru, menilik kejadian 2014-2019, adab Nusantara bisa dimanipulasi, direkayasa maupun dipelintir. Domba punya tanduk, bukan untuk sebagai senjata saat adu domba.

Anak bangsa pribumi punya nyali di atas rata-rata peradaban dunia. Semakin cerdas kadar ideologinya, yang mana tentunya mengandalkan daya pikir, olah akal, tata logika, semakin akrab dengan kekuatan entah berantah.

Pembaca yang bijak,

Tatakata “entah berantah”, semacam sensor. Untuk menyensor ujaran yang tak patut, layak, pantas di rekam oleh kuping anak Indonesia yang belum terkontaminasi pasal anèh tapi tidak ajaib.

Sebut saja tersedia jasa pengganda jabatan. Istilah gaulnya adalah rangkap jabatan. Lebih populer adalah dukun pengganda periode jabatan. Laku keras walau tanpa promosi, pasang pariwara atau buka cabang di media massa berbayar lunas di muka.

Semakin ditelusuri jejak masa depan, semakin banyak pilihan. Menuju ke segala penjuru. Semakin larut dalam larutan yang tak bertepi. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar