Halaman

Rabu, 06 Juni 2018

suksesi Asian Games XVIII, kemenangan semu vs final kepagian

suksesi Asian Games XVIII, kemenangan semu vs final kepagian

Nyaris semua pelaga, petarung, petanding, pemain di Asian Games XVIII yang resmi dimulai 18.08.2018 bermain sukses. Pasal sportivitas tergantung arahan dan kebijakan negara tamu. Ada yang wajib menang dengan cara terhormat sampai utamakan format rawat asas toleransi. Jaga harga diri dan wibawa tuan rumah. Junjung tinggi budaya ramah tamah, sifat tangan terbuka warga tuan rumah.

Pasti, dalil kuno: Veni, Vidi, Vici utawa  "Saya datang, saya melihat, saya telah menaklukkan" tak begitu saja bisa ditanggalkan, ditinggalkan. Sebagai individu, insan merdeka dan bebas intervensi politik, maka setiap atlet punya perjalanan karir.

Tata niaga pengkaderan, pembibitan, pembinaan atlet, dimungkinkan duta olahraga asing masih muda usia dan muda pengalaman. Mereka siap uji coba, uji tanding dengan berpartisipasi aktif di laga tandang. Apalagi berbagai cabor andalan mereka, dipertandingkan.

Beban ganda RI sebagai tuan rumah, bisa membengkak begitu argo AG XVIII 2018 resmi bergulir. Sebagai pelayan dan sekaligus ikut bertanding. Tanding tidak sekedar tanding. Soal kalah menang, bisa diatur atau dikompromikan. Negara paling bersahabat sudah maklum dengan udang di balik panggung politik Nusantara.

Tak selamanya olahraga itu harus didahulukan atau dianakemaskan. Ingat akan kepentingan bangsa dan negara yang lebih luas dan berjangkau jangka panjang.  Dalil ini untuk siapa kawan.

Rakyat hanya bisa bantu doa. Berharap pesta olahraga se-Asia berjalan lancar, aman dan bermanfaat. Soal siapa yang terpilih sebagai juara umum, itu soal kebijakan wasit pertandingan. Bukan karena raihan medali terbanyak. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar