parpol kosong brutal tindakannya
Hukum rimba. Ketika sedang
kuasa, hukum ada di tangan. Pesan moral film barat maupun versi India, tak jauh
beda. Bahwasanya kebenaran akhirnya akan menang. Walau sempat dan memang harus melampaui
dan menghabiskan babak belur. Happy ending kata penulis skenarionya. Ditutup
dengan munculnya sang pahlawan.
‘the end’ terpampang di
layar putih artinya bioskop bubar.
Film Indonesia di layar
kaca, utawa sinetron (ini singkatan lho). Jika tenar, banyak animo, diminati
dan dinikmati pemirsa, maka akan tampil berepisode. Industri film sudah faham. Tak
perlu pakai artis papan atas. Asal tema menjanjikan dan bernilai jual. Biaya murah
dengan prediksi mapan.
Industri politik
Nusantara, yang mana dimana sang sosok atau tokoh pahlawan muncul di depan. Anti
dikritisi. Setiap ganti adegan dilmulai atau minimal sang pahlawan wajib numpang
lewat.
Kebijakan sang pahlawan
kepagian, sangat menentukan jalannya cerita. Tidak ada pihak yang salah atau
pihak yang benar, dalam tatanan dan tataran norma. Namanya survei, jajag
pendapat atau aklamasi.
Penonton dilarang
mencela apalagi ngomongin cela sang pahlawan yang memang sudah ceta wéla-wéla. Konon, para kawanan
relawan, penggemar berat, pendèrèk setia, siap béla pati. Nyamuk pun akan
ditebas.
Karena sebagai pahlawan
tunggal, maka episode sudah tentu. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar