Halaman

Selasa, 26 Juni 2018

parpol kosong brutal tindakannya


parpol kosong brutal tindakannya

Hukum rimba. Ketika sedang kuasa, hukum ada di tangan. Pesan moral film barat maupun versi India, tak jauh beda. Bahwasanya kebenaran akhirnya akan menang. Walau sempat dan memang harus melampaui dan menghabiskan babak belur. Happy ending kata penulis skenarionya. Ditutup dengan munculnya sang pahlawan.

‘the end’ terpampang di layar putih artinya bioskop bubar.

Film Indonesia di layar kaca, utawa sinetron (ini singkatan lho). Jika tenar, banyak animo, diminati dan dinikmati pemirsa, maka akan tampil berepisode. Industri film sudah faham. Tak perlu pakai artis papan atas. Asal tema menjanjikan dan bernilai jual. Biaya murah dengan prediksi mapan.

Industri politik Nusantara, yang mana dimana sang sosok atau tokoh pahlawan muncul di depan. Anti dikritisi. Setiap ganti adegan dilmulai atau minimal sang pahlawan wajib numpang lewat.

Kebijakan sang pahlawan kepagian, sangat menentukan jalannya cerita. Tidak ada pihak yang salah atau pihak yang benar, dalam tatanan dan tataran norma. Namanya survei, jajag pendapat atau aklamasi.

Penonton dilarang mencela apalagi ngomongin cela sang pahlawan yang memang sudah ceta wéla-wéla. Konon, para kawanan relawan, penggemar berat, pendèrèk setia, siap béla pati. Nyamuk pun akan ditebas.

Karena sebagai pahlawan tunggal, maka episode sudah tentu. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar