Halaman

Jumat, 01 Juni 2018

kawanan parpolis jemur gigi, méntal oplosan vs oplosan méntal


kawanan parpolis jemur gigi, méntal oplosan vs oplosan méntal

Namanya beras tetap beras.  Harga ecerannya per liter ditentukan oleh nama, label, jenis, kemasan, kualitas serta faktor terselubung, faktor tak terduga.

Beda dengan harga jual BBM. Varian produk Pertamina atau pabrikan lain, menunjukkan pasar bebas. Jangan bandingkan dengan harga resmi dengan negara lainnya di ASEAN.

Tanah air-ku Indonesia. Menyoal air. Air minum dalam kemasan, dengan bahasa komersial: air mineral. Karena sumber air tak sama. Kalau sama pun, harga kemasan 1(satu) gelas plastik menjadi tergantung pola tata niaga. Apalagi kalau menggunakan jas tol laut, bisa terjadi satu barang (khususnya BBM) dengan satu harga.

Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi nasional. Karena tata niaga politik, sampai ke penerima manfaat, pengguna akhir, hanya sekedar nama.

Syukur berat. Penerima manfaat, pengguna akhir bukan rakyat. Walau siklus hidupnya nermula, berawal dari rakyat. Pabrik konstitusi menjadikan Pancasila menjadi tersegmentasi. Kalau sudah di tangan penguasa, kadarnya menjadi minim. Kalah pamor dengan ideologi global yang menentukan nilai tukar penguasa.

Menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila, adalah dengan memompa energi rakyat. Menjaga stabilitas dan daya tahan rakyat. Kalau rakyat lapar, termarginalkan secara sistematis, formal, menerus, sejarah berulang. Isu ulang Pancasila ke penguasa jangan dengan dikipas-kipas. Malah semangkin besar kepala. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar