kawanan parpolis jemur gigi, méntal oplosan vs oplosan méntal
Namanya beras tetap
beras. Harga ecerannya per liter ditentukan
oleh nama, label, jenis, kemasan, kualitas serta faktor terselubung, faktor tak
terduga.
Beda dengan harga jual
BBM. Varian produk Pertamina atau pabrikan lain, menunjukkan pasar bebas. Jangan
bandingkan dengan harga resmi dengan negara lainnya di ASEAN.
Tanah air-ku Indonesia. Menyoal
air. Air minum dalam kemasan, dengan bahasa komersial: air mineral. Karena sumber
air tak sama. Kalau sama pun, harga kemasan 1(satu) gelas plastik menjadi
tergantung pola tata niaga. Apalagi kalau menggunakan jas tol laut, bisa
terjadi satu barang (khususnya BBM) dengan satu harga.
Pancasila, sebagai dasar
negara, ideologi nasional. Karena tata niaga politik, sampai ke penerima manfaat,
pengguna akhir, hanya sekedar nama.
Syukur berat. Penerima manfaat,
pengguna akhir bukan rakyat. Walau siklus hidupnya nermula, berawal dari
rakyat. Pabrik konstitusi menjadikan Pancasila menjadi tersegmentasi. Kalau sudah
di tangan penguasa, kadarnya menjadi minim. Kalah pamor dengan ideologi global
yang menentukan nilai tukar penguasa.
Menghidupkan kembali
nilai-nilai Pancasila, adalah dengan memompa energi rakyat. Menjaga stabilitas
dan daya tahan rakyat. Kalau rakyat lapar, termarginalkan secara sistematis,
formal, menerus, sejarah berulang. Isu ulang Pancasila ke penguasa jangan dengan
dikipas-kipas. Malah semangkin besar kepala. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar