Halaman

Selasa, 05 Juni 2018

suksesi Asian Games XVIII, dusta politik vs dusta publik


suksesi Asian Games XVIII, dusta politik vs dusta publik

Sungguh nyata dan sesungguhnya demikianlah adanya, nantinya. Rakyat mengelul-elukan kedatangan, kepulangan duta dan pahlawan olahraga yang telah semangkin  mempopulerkan nama harum bangsa di pesta olahraga tingkat Asia, yaitu Asian Games XVIII yang resmi dimulai 18.08.2018.

Nasib baik bagi atlet peraih medali. Serba bonus sudah menanti. Kontribusi para pemangku kepentingan tidak bisa diabaikan. Rakyat siap dan siaga bersih-bersih pasca kejadian perkara.

Demi wibawa bangsa di mata dunia, apalah arti anggaran pendapatan dan belanja AG XVIII. Sampai sumber dana, sumber biaya yang susah digalah, akhirnya berebut pamer dan unjuk gigi tak mau kalah. Sponsor, pemodal atau aneka sumbangan yang tak ada kaitannya dengan olahraga, ikut tindak turun rangan. Ikut meramaikan bursa pesta demokrasi olahraga. Yakin karena pemerintah tahu berterima kasih.

Jika atlet peraih medali akan mendapat bonus sesuai janji, maka ada sementara pihak panen bonus sesuai perjanjian. Tahun politik 2018 semakin menandaskan pasal no free lunch. Tayangan promo elektabilitas dan popularitas “panitia nasional” AG XVIII hitungannya perdetik. Tarif melonjak kegirangan pasca kejadian. Semangkin tampil berani tepuk dada vs tepuk jidat.

Namanya pesta politik olahraga vs olahraga politik, diasumsikan pihak yang sigap gulung tikar, akan menggemakan rencana lanjutan. Lagi-lagi rakyat hanya jadi penonton pasif. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar