Halaman

Jumat, 08 Juni 2018

suksesi Asian Games XVIII 2018, standar ganda vs beban ganda


suksesi Asian Games XVIII 2018, standar ganda vs  beban ganda

Pasal hukum apa saja yang belum ada, tapi sudah dilanggar oleh pemerintah atau penguasa. Semisal, tingkah laku, modus,  rekayasa politis kawanan pembantu presiden yang seolah jalan sendiri-sendiri. Semangkin bingung jika pasal yang terjadi akibat hubungan pendek eksekutif-legislatif-yudikatif. Benang merahnya adalah soliditas koalisasi pro-pemerintah banget atau koalisasi pro-pemerintah saja.

Memang tidak layak dibeberkan di blogspot ini. Ngregeti mata. Ngerusak pemandangan.

Tuntutan minat dan niat menulis. Kalau tidak dikeluarkan dalam bentuk tata kalimat, bisa memancing penyakit dalam. Sebangsa muak.

Siapa punya fakta, “tangan kanan menolak, tapi tangan kiri menodong”.

‘Menolak” sebagai jurus basa-basi. Atau patut menduga yang akan diterima tidak sebegitunya. Formalitas secara simbolis. Semacam serah terima sertifikat, kunci otomotif.  Besarnya bisa diantar sampai tempat tujuan sesuai alamat.

Kapan menyinggung fragmen Asian Games XVIII 2018 yang start resmi 18.08.2018. Jangan sampai ‘tiwas dandan’ tidak diajak. Tapi karena merasa diri serba merasa bisa, tetap mèjèng. Kipas-kipas umbar senyum bégo.

Kaki kanan pun tidak sinkron dengan kaki kiri. Kalau kompak, tidak berkoordinasi dengan badan. Mulut terkèkèh tanda setuju. Setuju dengan hati yang gonjang-ganjing. Menyindir, nyengir, nyinyir.

Bahasa badan tidak bisa untuk menipu diri sendiri. Wajar, jumpa yang lebih sepuh, salam dan tunduk hormat.  Aturan protokoler tetap harus ditaati. Bukan pribadi yang beraksi, tetapi memang demikian aturan mainnya.

Parahnya, antara mata dan mulut seperti tidak satu sumber hati yang sama. Tatapan mata bisa menolak apa yang sedang diujarkannya. Tak salah. Bahasa politik memang tak ada aturan baku. Asal tahu sama tahu. Sepakat untuk tidak sepakat.

Tukang ganda berita sudah maklum bagaimana menyajikan kemasan berita beraroma menu politik. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar