Halaman

Minggu, 03 Juni 2018

“pada hari itu bumi menceritakan beritanya”


pada hari itu bumi menceritakan beritanya

Judul di atas memang merupakan terjemahan satu ayat di kitab suci agama tauhid. Fokus dan utamakan tentang ada ada dengan bumi saat ini. Sebagai rangkaian ke ikhwal bumi dimaksud.

Istighfar, karena hanya berpaku pada satu ayat saja. Kelanjutan atau keterkaitan dengan ayat dan atau surah yang lain memang ada.

Secara awam dan umum, apa saja yang akan diberitakan oleh bumi. Sejak nabi Adam as menapakkan pertama kalinya sepasang kakinya di muka bumi. Diriwayatkan, lokasi turunnya ibu Hawa beda tempat.

Singkat kata, suatu ketika, ketika semua manusia sudah dikebumikan. Saatnya untuk bangkit. Pasal ini memang tak lepas dari lanjutan ayat dimaksud.

Kembali ke perihal, susbtansi apa saja yang akan diberitakan oleh bumi.

Kita cerna ayat yang mengatakan bahwasanya surga seluas langit dan bumi. Secara awam, secara bahasa manusia dan logika, luas bumi bisa dihitung. Soal luas langit. Tidak semua daratan bumi bisa didiami oleh manusia.

Daya tampung bumi, jika semua bisa dihuni, entah berapa milyar jiwa. Bukan seberapa banyak manusia dan atau orang pernah hidup di bumi sampai kiamat.

Sederhana saja. Ilmu manusia tak akan sanggup mengatakan daya tampung dan daya dukung surga. Manusia dibangkitkan dalam kondisi manusia bumi berumur berapa.  Dibangkitkan atau keluar dari alam kubur dalam keadaan bermacam-macam.

Ada syarat untuk menjadi kembali sebagai manusia surga. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar