“pada hari itu bumi menceritakan
beritanya”
Judul di atas memang
merupakan terjemahan satu ayat di kitab suci agama tauhid. Fokus dan utamakan
tentang ada ada dengan bumi saat ini. Sebagai rangkaian ke ikhwal bumi
dimaksud.
Istighfar, karena hanya
berpaku pada satu ayat saja. Kelanjutan atau keterkaitan dengan ayat dan atau
surah yang lain memang ada.
Secara awam dan umum,
apa saja yang akan diberitakan oleh bumi. Sejak nabi Adam as menapakkan pertama
kalinya sepasang kakinya di muka bumi. Diriwayatkan, lokasi turunnya ibu Hawa
beda tempat.
Singkat kata, suatu
ketika, ketika semua manusia sudah dikebumikan. Saatnya untuk bangkit. Pasal
ini memang tak lepas dari lanjutan ayat dimaksud.
Kembali ke perihal,
susbtansi apa saja yang akan diberitakan oleh bumi.
Kita cerna ayat yang
mengatakan bahwasanya surga seluas langit dan bumi. Secara awam, secara bahasa
manusia dan logika, luas bumi bisa dihitung. Soal luas langit. Tidak semua
daratan bumi bisa didiami oleh manusia.
Daya tampung bumi, jika
semua bisa dihuni, entah berapa milyar jiwa. Bukan seberapa banyak manusia dan
atau orang pernah hidup di bumi sampai kiamat.
Sederhana saja. Ilmu manusia
tak akan sanggup mengatakan daya tampung dan daya dukung surga. Manusia dibangkitkan
dalam kondisi manusia bumi berumur berapa. Dibangkitkan atau keluar dari alam kubur dalam
keadaan bermacam-macam.
Ada syarat untuk menjadi
kembali sebagai manusia surga. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar