Halaman

Sabtu, 02 Juni 2018

rekam jejak sang Pancasilais, jarum pèndèk vs arus pèndèk


rekam jejak sang Pancasilais, jarum pèndèk vs arus pèndèk

Bukan salah bunda mengandung. Bukan salah tanah air mengundang putera-puteri asli daerah terbaik untuk maju béla negara, meruawat wibawa negara di laga kandang. Kesebelasan yang sarat kader karbitan, kader jenggot jauh periode sudah melakukan pola ‘belum meminang sudah menimang’.

Sejaran penerbangan telah menorehkan sejarah pesawat Concorde, produk negara Prancis. Tiket penerbangan ke luar negeri sudah bisa dibeli, kendati Concorde masih dalam bentuk cetak biru. Bahkan belum dilakukan sosialisasi dengan métode blusukan ke anak didik tingkat SMA.

Anak bangsa Nusantara ahli  membuat rancangan, rekayasa, konsep, program, rencana atau perwujudan gagasan. Sampai lupa dengan sistem yang sudah ada.

Ironis binti miris, pada derajat tertentu, pada skala terdaftar, malah yang namanya ketentuan dalam kitab suci umat beragama tauhid, seperti terlupakan. Mereka membuat rumusan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kiblatnya berupa kebijakan partai serta asas taat, loyal, patuh total kepada sang oknum ketua umum sebuah partai politik. Héla nafas saja dilarang.

Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan oleh juara umum pesta demokrasi. Selama periode berlangsung, jangan bawa-bawa nama Pancasila. Sebagai dasar negara, maka yang berada di segitiga ujung piramida, bebas bermain bebas. Mereka telah lolos aneka saringan dan lulus ujian babak akhir mata kehidupan Pancasila. 

Segala olah pikir, tindak laku maupun tindak ucap, tidak bisa dipidanakan. Bahkan setelah tidak menjabat. Kebijakan politik berada di atas hukum apapun. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar