Halaman

Rabu, 27 Juni 2018

Indonesia kekini-kinian, citra diri bangsa vs wibawa negara


Indonesia kekini-kinian, citra diri bangsa vs wibawa negara

Berkat praktik demokrasi oleh manusia politik yang bertebaran bebas di Nusantara, maka terjadilah bangsa dan negara sebagai bukan satu kesatuan. Peta politik dengan menunjukkan wilayah kekuasaan partai politik. Penyelenggara menjadi penentu nasib dan perjalanan hidup selama satu periode.

Ulah kelompok kriminal anti-Pancasila melalui jalur resmi diplomatik dalam negeri atau produk sampingan penguasa. Menambah wajah politik Nusantara tampak dinamis. Menarik minat investor politik mancanegara untuk semakin menancapkan cengkeramannya. Ada lampu hijau dari penguasa.

Kita wajib bersyukur. Ada anak bangsa pribumi yang merasa terpanggil menetapkan fatwanya. Dengan semboyan, padi semakin berisi semakin nyaring bunyinya. Salut kang UNP. Tunjukkan nyala dan nyali diri.

Maksudnya, penyelenggara negara beriak, yang penting bisa selamat sampai akhir periode. Sekali keruk, dua tiga sumber kekayaan alam tergali. Tak akan lari kursi dikejar sampai perasan keringat terakhir.

Sejarah semakin membuktikan, politisi sipil kehilangan roh kebangsaan. Politik terbuka sedia, siap siaga menampung semua potensi dan komponen masyarakat. utamakan asas taat dan patuh serta loyalitas tanpa pikir.

Penyelenggra negara sibuk dengan urusan negara yang terkait dengan proses pengamanan jabatan. Jangan sampai digoyang kawanan separtai yang tahu seluk beluk belangnya. Tahu isi perut. Pegang kunci rahasia pribadi.

Tak salah jika negara bagaikan perusahaan. Pakai dalil yang terkait, pasal yang menunjang itu baru benar. Jangan hiraukan suara rakyat, kan sudah terwakili oleh kawanan atau kader partai yang terhormat. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar