Indonesia
kekini-kinian, citra diri bangsa vs wibawa negara
Berkat praktik demokrasi
oleh manusia politik yang bertebaran bebas di Nusantara, maka terjadilah bangsa
dan negara sebagai bukan satu kesatuan. Peta politik dengan menunjukkan wilayah
kekuasaan partai politik. Penyelenggara menjadi penentu nasib dan perjalanan
hidup selama satu periode.
Ulah kelompok kriminal
anti-Pancasila melalui jalur resmi diplomatik dalam negeri atau produk
sampingan penguasa. Menambah wajah politik Nusantara tampak dinamis. Menarik
minat investor politik mancanegara untuk semakin menancapkan cengkeramannya.
Ada lampu hijau dari penguasa.
Kita wajib bersyukur.
Ada anak bangsa pribumi yang merasa terpanggil menetapkan fatwanya. Dengan
semboyan, padi semakin berisi semakin nyaring bunyinya. Salut kang UNP.
Tunjukkan nyala dan nyali diri.
Maksudnya, penyelenggara
negara beriak, yang penting bisa selamat sampai akhir periode. Sekali keruk,
dua tiga sumber kekayaan alam tergali. Tak akan lari kursi dikejar sampai
perasan keringat terakhir.
Sejarah semakin
membuktikan, politisi sipil kehilangan roh kebangsaan. Politik terbuka sedia, siap
siaga menampung semua potensi dan komponen masyarakat. utamakan asas taat dan
patuh serta loyalitas tanpa pikir.
Penyelenggra negara sibuk
dengan urusan negara yang terkait dengan proses pengamanan jabatan. Jangan sampai
digoyang kawanan separtai yang tahu seluk beluk belangnya. Tahu isi perut. Pegang
kunci rahasia pribadi.
Tak salah jika negara
bagaikan perusahaan. Pakai dalil yang terkait, pasal yang menunjang itu baru
benar. Jangan hiraukan suara rakyat, kan sudah terwakili oleh kawanan atau
kader partai yang terhormat. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar