Halaman

Senin, 11 Juni 2018

Serial pe-jin pasif. Merasa berilmu karena bedah modus jin


Serial pe-jin pasif. Merasa berilmu karena bedah modus jin

Apa yang menyebabkan daya ingat manusia sedemikian kokoh tertanam di otaknya. Daya hafal, daya rekam otak yang memang terasah sejak dalam kandungan. Otak èncèr mudah menerima asupan gizi dan sinyal selemah apapun. IQ tidak jongkok, tokcèr, sanggup menyimpan memori over kapasitas.

Pasal berbeda. Anak manusia mampu menirukan suara dunia lain. Dianggap atau diposisikan bisa jadi penghibur. Ahli alih suara ini, yang memang langka, bisa dijadikan mata pencaharian. Pengisi suara film berdurasi jam-jaman.

Manusia memang tetap manusia. tanpa bantuan jin, bisa menabrak pakem. Berkat cerdas ideologi, mampu menggunakan topeng apa saja. Tanpa kesurupan bisa main tabrak, main gasak, main labrak. Mau jadi penista agama, dilakoni dengan tanpa merasa bersalah. Mau jadi biang korup, tanpa skenario siapapun, dibawakan secara total.

Melaksanakan syariat agama yang wajib, perlu dukungan ilmu. Tidak bisa sekedar mengkuti kata hati. Atau himbauan hanya dari satu guru mengaji. Otodidak diharamkan dalam arti, tanpa proses langsung diakui. Diterapkan dengan yakin diri.

Rukun dan adab berwudhu, bersuci untuk menegakkan ibadah sholat, sedemikan rinci, detail dan dinamis. Bukan asal tafsir. Setiap babakan sudah ada tuntunannya. Tidak asal basah atau main guyur. Main basuh. Main seka.

 Kiamat sebagai hak yang ghaib, menjadi hak prerogatif Allah swt. Manusia hanya tahu sedikit. Yaitu justru dengan minimal meyakininya, mengimaninya secara utuh, bulat dan total. Sebagai peluang untuk mempersiapkan diri.

Allah swt sebelum jauh manusia sudah menciptakan iblis, setan, jin. Semula iblis adalah penduduk surga. Akibat kesombongannya, merasa lebih dibanding manusia pertama, Adam. Allah swt memberi sanksi administrasi kepada iblis untuk turun dari surga.

Allah swt menciptakan manusia dengan jin, bukan tanpa maksud.

Manusia yang merasa dirinya pandai, dengan maksud tanpa terselubung, merasa mampu bermitra dengan jin. Sama-sama sebagai ciptaan-Nya. Kejadian perkara dari efek domino koalisi permanen manusia dengan jin, tidak bisa dikenai pasal atau hukum buatan manusia. Pasal santèt sulit masuk UU. Karena aparat penegak hukum mengalami kesulitan yang amat rumit untuk mencari fakta, bukti. Susah dibuktikan, tidak bisa hanya katanya.

Apakah manusia pada umumnya mampu dengan indra mata penglihatannya, dapat melihat kawan senasibnya yang bernama jin.

Ternyata bahkan ada anak manusia yang mampu melihat aksi jin. Semakin manusia berilmu maka akan berbanding lurus dengan daya rasa merasa dibutuhkan oleh jin. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar