Serial pe-jin pasif. Merasa berilmu karena bedah modus jin
Apa yang menyebabkan
daya ingat manusia sedemikian kokoh tertanam di otaknya. Daya hafal, daya rekam
otak yang memang terasah sejak dalam kandungan. Otak èncèr mudah menerima
asupan gizi dan sinyal selemah apapun. IQ tidak jongkok, tokcèr, sanggup
menyimpan memori over kapasitas.
Pasal berbeda. Anak manusia
mampu menirukan suara dunia lain. Dianggap atau diposisikan bisa jadi
penghibur. Ahli alih suara ini, yang memang langka, bisa dijadikan mata
pencaharian. Pengisi suara film berdurasi jam-jaman.
Manusia memang tetap
manusia. tanpa bantuan jin, bisa menabrak pakem. Berkat cerdas ideologi, mampu
menggunakan topeng apa saja. Tanpa kesurupan bisa main tabrak, main gasak, main
labrak. Mau jadi penista agama, dilakoni dengan tanpa merasa bersalah. Mau jadi
biang korup, tanpa skenario siapapun, dibawakan secara total.
Melaksanakan syariat
agama yang wajib, perlu dukungan ilmu. Tidak bisa sekedar mengkuti kata hati. Atau
himbauan hanya dari satu guru mengaji. Otodidak diharamkan dalam arti, tanpa
proses langsung diakui. Diterapkan dengan yakin diri.
Rukun dan adab berwudhu,
bersuci untuk menegakkan ibadah sholat, sedemikan rinci, detail dan dinamis. Bukan
asal tafsir. Setiap babakan sudah ada tuntunannya. Tidak asal basah atau main
guyur. Main basuh. Main seka.
Kiamat sebagai hak yang ghaib, menjadi hak prerogatif
Allah swt. Manusia hanya tahu sedikit. Yaitu justru dengan minimal meyakininya,
mengimaninya secara utuh, bulat dan total. Sebagai peluang untuk mempersiapkan
diri.
Allah swt sebelum jauh
manusia sudah menciptakan iblis, setan, jin. Semula iblis adalah penduduk surga.
Akibat kesombongannya, merasa lebih dibanding manusia pertama, Adam. Allah swt
memberi sanksi administrasi kepada iblis untuk turun dari surga.
Allah swt menciptakan
manusia dengan jin, bukan tanpa maksud.
Manusia yang merasa
dirinya pandai, dengan maksud tanpa terselubung, merasa mampu bermitra dengan
jin. Sama-sama sebagai ciptaan-Nya. Kejadian perkara dari efek domino koalisi
permanen manusia dengan jin, tidak bisa dikenai pasal atau hukum buatan
manusia. Pasal santèt sulit masuk UU. Karena aparat penegak hukum mengalami
kesulitan yang amat rumit untuk mencari fakta, bukti. Susah dibuktikan, tidak
bisa hanya katanya.
Apakah manusia pada
umumnya mampu dengan indra mata penglihatannya, dapat melihat kawan senasibnya
yang bernama jin.
Ternyata bahkan ada anak
manusia yang mampu melihat aksi jin. Semakin manusia berilmu maka akan
berbanding lurus dengan daya rasa merasa dibutuhkan oleh jin. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar