Halaman

Kamis, 09 Oktober 2014

Tunaikan Ibadah Secara Total Karena Kita Mencintai Allah

Tunaikan Ibadah Secara Total Karena Kita Mencintai Allah


Makna Basmalah
 Sejauh ini kita mencerna makna bacaan basmalah (singkatan dari Bismillahir rahmanir rahim yang artinya : “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”) sebagai ucapan atau lafadz wajib setiap kali mengawali membaca surat Al-Quran, kecuali surat ke-9 yaitu At-Taubah (karena surat ini adalah pernyataan perang dengan arti bahwa segenap kaum muslimin dikerahkan untuk memerangi seluruh kaum musyrikin, sedangkan basmalah bernafaskan perdamaian dan cinta kasih Allah) sampai sebagai rangkaian setelah niat untuk mengawali dan melakukan suatu tindakan nyata. Lafadz basmalah pendek tetapi memiliki kedalaman makna yang luar biasa.

Mewujudkan satunya kata dengan perbuatan diawali dan didasari oleh niat dan Basmalah menajdi satu paket. Niat terucap atau dalam hati tidak hanya saat akan melaksanakan perintah-Nya, tetapi juga diberlakukaan pada saat berikhtiar berusaha, berupaya secara total  untuk menjauhi segala larangan-Nya.

Rasulullah SAW bersabda, " Tidak ada shalat bagi orang yang tidak berwudlhu dan tidak ada amal bagi orang yang tidak berniat." Tersurat, peran sentral niat sebagai faktor penentu amal atau ibadah seseorang. Posisi dan manfaat niat bisa diartikan setengah jalan yang akan kita tempuh. Sisanya adalah eksekusi niat.

Redaksi niat dimulai saat merencanakan akan melakukan sesuatu (misal saat akan tidur malam niat bisa bangun pagi) sampai saat akan melakukan sesuatu (misal mau berangkat kerja) atau sebagai pembaharuan niat yang diperkuat dengan basmalah. Ungkapan basmalah sarat dengan kadungan niat.

Langkah Cerdas
Menetapkan, memantapkan niat ditindaklanjuti ucap basmalah sekaligus membaca ayat kauniyah. Betapa Allah Maha Pemurah kepada semua makhluk ciptaan-Nya. Burung terbang pagi pulang sore tembolok sarat makanan buat anaknya. Hukum timbal balik, antara proses dengan hasil, merupakan ketetapan Allah yang berlaku pada setiap manusia.

Sifat Maha Penyayang Allah khusus dicurahkan kepada hamba-Nya yang telah berikrar, yang telah teken kontrak ketaukhidan. Pikir-ucap-tindak menjadi satu kesatuan sistem yang sinerjis untuk melaksanakan perintah-Nya sekaligus seiring dengan kekuatan penuh menjauhi larangan-Nya.

Tindakan dan aksi kita dengan membaca basmalah diharapkan mendapatkan perlindungan;  dimudahkan, dilancarkan segala urusan; serta meraih ridho, rakhmat,  dan berkah dari Allah SWT. Wajib baca basmalah  mengingatkan diri kita sebagai representasi Tuhan, sebagai kalifah di muka bumi.

Timbal Balik
Banyak kajian akademis, telaah dan bedah ilmiah, khotbah jumat, santapan dan siraman rohani, mengupas tuntas ada apa di balik yang tersurat dan tersirat pada basmalah. Namun kita lupa dan alpa, bahwa menunaikan ibadah tidak sekedar sebagai perintah-Nya, tidak sekedar melaksanakan kewajiban atau menggugurkan kewajiban, tidak sekedar kita butuh Allah, tidak sekedar takut dosa dan masuk neraka. Ada hubungan timbal balik dengan Allah yang perlu bangun di diri kita.

Terkadang kita lupa pada hal yang wajar, lumrah, sederhana dan mendasar. Sifat Allah yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, kita cerna dengan logika awam, yaitu Allah menyayangi kita. Kenapa kita tidak balik menyayangi-Nya, tidak tanggap mencintai-Nya dengan segenap jiwa raga, dengan seluruh jasmani rohani, dengan sepenuh lahir batin.

Kita siap memenuhi permintaan orang yang kita sayangi, kita cintai. Kita rela berkorban demi orang yang kita sayangi, kita cintai. Terutama kaum Adam pada saat mencari calon ibu untuk anaknya. Apa pun dilakukan, dibela-belain. Jauh ditempuh, dekat direkat. Susah dibikin mudah, mudah dibkin gampang. Tak kurang orang tersungkur akibat menuruti keinginan orang yang disayangi/dicintai.

Kita selalu siap jika diperintah atasan, siap menjalankan tugas, bahkan siap dikirim ke mana saja. Kita loyal, setia, patuh dan taat tanpa reserve kepada pimpinan, terlebih pimpinan yang seolah membagi dan mengatur rejeki, yang seolah menentukan nasib kita. Hidup 24 jam bisa diabdikan untuk pekerjaan, dengan dalih untuk kepentingan nusa dan bangsa, demi panggilan tugas.

Kenapa berurusan dengan Allah, tunaikan ibadah, kita pakai perhitungan?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar