Halaman

Jumat, 10 Oktober 2014

OPOSISI DAN BISA MERASA

Beranda » Berita » Opini
Kamis, 06/05/2004 08:36
OPOSISI DAN BISA MERASA

Oposisi memang bukan barang baru. Terlebih dalam sistem presiden sial. Bung Karno yang didaulat sebagai presiden seumur hidup dijegal PKI. Penjegal lainnya jadi presiden. Sejarah berulang, Pak Harto ketiban sial dilengserkerabon oleh kekuatannya sendiri, anak didiknya sendiri. Tiga presiden di era Reformasi cukup sial yaitu menjabat tak sampai satu periode 5 tahun.

Menjadi oposisi secara tekstual maupun kontekstual harus mengantongi kiat “bisa merasa”, bukannya “merasa bisa”. Kalau merasa bisa, bak penonton yang merasa lebih lihai daripada pemain, dan merasa lebih becus daripada pengurus dan pelatihnya. Untuk merasa bisa harus berada dalam barisan, menjadi bagian dari sistem, mempunyai jaringan kerja dan akses yang strategis dan terlibat secara total. Bisa melihat kondisi pada kedua sisi.

Sebagai orang timur, bangsa ini lebih suka dipuji dan dipuja, apalagi oleh bangsa asing. Kebalikannya, akan meradang bila digurui oleh bangsa dewe. (hn)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar