Halaman

Senin, 20 Oktober 2014

Gerakan Muda Islam dalam Panggung (Politik) Media

 Politika     Dibaca :59 kali , 0 komentar

Gerakan Muda Islam dalam Panggung (Politik) Media

 Ditulis : Herwin Nur 21 September 2014 | 16:55

Banyak generasi muda Islam  yang sangat optimis untuk terjun ke industri politik secara total, dari hulu sampai hilir. Bukan sebagai penggembira, bukan sebagai pelengkap penderita, bukan sebagai pembeli produk partai politik. Dalam menggeluti dunia politik tersebut,  generasi muda atau umat Islam pada umumnya mempunyai paket reliji, yaitu antara pikiran, ucapan dan tindakan dikemas dalam satu sistem kesatuan. Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. 
Dalam perkembang politik selanjutnya, kita bisa menyaksikan acara, atraksi, adegan berbasis dialog, diskusi dan debat yang menjadi andalan media penyiaran tv. Sementara itu, kemenangan partai politik dalam pesta demokrasi diukur dari peroleh suara sah dari pemilih. Di industri politik masih berlaku faham/dogma yaitu siapa yang banyak bicara, yang mahir mengolah dan mempermainkan kata, yang pandai berucap dan bercuap, yang pakar silat lidah, yang ahli berdebat, akan unggul. Yang nampak bekerja seolah peduli nasib bangsa. Modal utama menjadi pekerja politik  boleh dikatakan adalah modal mulut. 
Lantas, bagaimana sikap generasi muda Islam dalam berpolitik dengan adanya perkembangan kontemporer dunia media tersebut?  Akankah generasi muda Islam akan larut menghalalkan cara dalam hingar bingar, hiruk pikut politik dalam panggung media? Tentu saja tidak. Tetap ada adab dan sopan santun yang perlu dijaga. Seperti misalnya gaya bicara  yang  memang berkaitan erat dengan kualitas diri. Tak salah pendapat orang jika IQ seseorang bisa dilacak dari gaya bicaranya. ESQ tercermin pada cara berbicara dan cara bertindak. 
Dalam Islam, memang ada hadist yang terkait dengan kehidupan politik (debat) media ini. Diantaranya, keutamaan orang yang meninggalkan berdebat walaupun dia benar, sebagaimana sabda Rasulullah saw : “Aku adalah pemimpin pada sebuah tempat di surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia benar” (HR Bukhari). 
Tetapi, apakah dengan demikian berarti generasi muda Islam memilih gerakan tutup mulut? Tentu tidak juga. Kita harus berani mengatakan yang benar adalah benar. Bahkan  mesti berani mengatakan kebenaran walau pahit rasanya. Inilah prinsip yang mesti dipegang generasi muda Islam dalam panggung politik (media). [HaeN/wasathon.com].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar