Karena Bangun Pagi Bisa Sehat Atau
Karena Sehat Bisa Bangun Pagi
Petani penggarap ber-KTP seumur hidup itu tetap
nampak kokoh, nyaris mirip atau kontras dengan rumah tinggalnya yang masuk
kategori Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di desa Doplang, kecamatan Adipala,
provinsi Jawa Tengah. Walau RTLH namun luas tanah maupun luas bangunan sudah
lebih dari cukup, bahkan rumput manila menghias halamannya. Jalan masuk ke
kelompok rumah yang sudah diperkeras dengan beton cor menjadi tempat jemur
padi.
Upah sebagai buruh tani tidak sampai setengah
upah buruh setempat, sehingga masuk kategori Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR). Mendapat kepercayaan lain dari pemilik sawah untuk menjaga pabrik
penggilingan padi.
Jawaban yang lugu, jujur, apa adanya dan
terkadang bingung untuk menjawab pertanyaan kami yang didampingi kepala desa
dan aparat desa Doplang saat tinjauan langsung program pemugaran RTLH. Kesibukan
sebagai petani sekaligus tukang bangunan, karena program pemugaran dilaksanakan
secara gotong royong. Bantuan pemprov Cilacap berupa bahan bangunan untuk
lantai dan dinding.
Tanpa ditanya, isteri petani menunjukkan sumur
gali yang agak asin, kedalaman 2 meter. Untuk kebutuhan masak minta di
tetangga. Waktu masuk rumah tinggalnya, kami cukup terkejut, karena lantai
rumah dari tanah. Mirip dengan halaman rumah. Lambang silhuet masjid, burung
garuda pancasila mengias bubungan rumah penduduk, yang rata-rata atap pelana,
menjadi bahan pembicaraan kami.
Lingkungan tempat tinggal yang masih alami,
menjadikan penduduk jarang sakit. Bahkan di musim kemarau dan kering, mereka
masih tetap tegar, jelas kepala desa Doplang.
Memang, penduduk desa tersebut terbiasa bangun
pagi. Kondisi ini mengingatkan saya ke waktu 50 tahunan yang lampau. Setiap
pagi sebelum fajar berkibar, rombongan ibu-ibu menggendong tenggok di
punggungnya, berjalan membawa obor, berjalan kaki menuju pasar. Tak jarang
liwat gerobag sapi membawa barang dagangan (biasanya bambu), tanpa
dikendalikan, karena sang sopir tertidur. Sapi sudah hafal jalan yang akan
ditempuh. Bahkan kalau sampai di tujuan sang sopir masih tidur, sapi langsung
balik ke rumah. Sapi merasa tidak disuruh berhenti. Di sisi lain, sering
terjadi saat itu, tiap ahad pagi, beringan kaum nasrani, tentunya dusah mandi
pagi, menuju kapel di RS Panti Rapih, Yogyakarta untuk melakukan kebaktian
pagi.
Dua kejadian yang beda waktu 50 tahunan, nyaris
mirip. Yaitu adanya hamba Allah yang terbiasa
bangun pagi karena kondisi. Waktu kami tanyakan ke penduduk tetangga calon
penerima program pemugaran RTLH, atau tepatnya kami diskusikan bersama yaitu :
“Karena bangun pagi bisa sehat, atau sebaliknya?”.
Sambil melihat isi rumah, lantai rumah dari
tanah sampai kamar tidur, tidak ada tanda-tanda perlengkapan sholat. Perabotan
sederhana, dapur tanpa tabung gas, rice cooker di meja makan, MCK di
luar rumah. Bukan berarti kami telah mendapatkan jawaban.
Justru penulis mengajak pembaca, analog, pada
kejadian atau waktu berbeda menemukan ikhwal yang sama untuk mencarikan
jawabannya [HaeN].
Tidak ada komentar:
Posting Komentar