Senin, 08/03/2004 15:20
BILA OKNUM KAHMI JADI
TIRANI
Di negeri subur loh
jinawi
Di negeri makmur
buaian ibu pertiwi
Yang sarat dengan
galian janji
Mulai dari berdiri di
atas kaki sendiri
Sampai jebakan
reformasi
Mengusung keranda
demokrasi
Kita boleh bicara
dengan nurani
Kita boleh
mengutamakan budi pekerti
Kita boleh bicara
asal bunyi
Asal kita tahu diri
Di mana kita berdiri
Untuk siapa kita jadi
abdi
Kita boleh punya
cita-cita melambung
tinggi
Membubung menyengat
matahari
Tak berjejak tak
menapak bumi
Apa saja asal dapat
komisi
Apa saja asal bisa
tarik upeti
Apa saja asal jadi
menteri
Asal punya nyali
Dan setumpuk sisa
harga diri
Kita boleh menumpuk
kursi
Untuk mewujudkan
mimpi
Kita boleh memupuk
percaya dan yakin diri
Kita boleh sodok
kanan kiri Kita boleh injak kian kemari
Kita boleh jilat sana
sini
Kita boleh merancang
korupsi
Agar aman dan penuh
kendali
Agar bebas dan penuh
sensasi
Seperti sedang
terjadi
Adalah seorang oknum
KAHMI
Ketika menjabat
menteri
Melahap dana
nonbujeter Bulog tanpa risi
Untuk berbagai
kepentingan berbasis ambisi
Untuk kepentingan
partai
Untuk mendukung
kepentingan pribadi
Ketika hukum
mengantarnya ke bui
Muncul watak asli
Tanpa basa basi
Menjadi sosok tirani
Pasal mana yang bebas
jual beli
Kalau perlu main besi
kalau perlu libas pakai amunisi
Ketika menang di
tingkat kasasi
Barang bukti 40
milyar utuh kembali
Tinggal hukum gigit
jari
Tinggal keadilan beku
tanpa permisi
Tinggal KAHMI
menjilat ludah di muka sendiri
Tinggal kita jadi
anak tiri
Di pangkuan ibu kita
Kartini. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar