Halaman

Senin, 27 Oktober 2014

UBAH, GUBAH, RUBAH DAN MUBAH

Beranda » Berita » Opini
Rabu, 03/12/2008 01:47

UBAH, GUBAH, RUBAH DAN MUBAH

Banyak manusia NKRI tertangkap mulut sedang melakukan pergunjingan tingkat lokal, di jalanan, di kantor sampai di panggung hiburan layar kaca. Motifasinya sangat sederhana, merasa dirinyalah yang paling baik, benar dan betul. Pelakunya sangat beragam dan beragama.

Ketika banjir parkir di beberapa daerah, tak ayal dari segi pemerintahan, kepala daerah ybs minta bantuan pemerintah pusat. Para pengungsi yang ditampung di tenda darurat mohon bantuan pemerintah setempat maupun uluran tangan dari sesama yang tidak tertimpa musibah.

Ketika UMR ditetapkan atau diputuskan oleh pemerintah, karena menyangkut kemaslahatan bersama, tak urung para buruh meradang dan unjuk raga. Namun secara internal ketenagakerjaan, ulah dan sikap para pemilik perusahaan yang jelas dan terang merugikan hak pekerja, kemungkinan besar mereka tak berdaya. Ibarat sudah jatuh dari tangga, ketimpa tangga dituduh merusak tangga tetangga.

Ketika struktur kehidupan ini sudah dibingkai dengan waktu, kita memang bisanya suka mengeluh dan melenguh, mudah menggerutu, gampang mengumpat dan mendamprat, senang berkeluh kesah (bukannya berpeluh basah karena ikhtiar, peras keringat, banting tulang), gemar bergunjing dan berbisik ria, hobi mencari kambing hitam, terbiasa malas dan menerima apa adanya, acap meratap tiap ucap, ahli meyindir tanpa pikir, budaya mengakali diri sendiri, tradisi membenarkan apa yang dikira, dinalar, dikata, ditindak, diperbuat dan dilakukannya.

Ketika kita kehilangan daya upaya, kehabisan akal sehat, kekurangan tenaga dan energi, ketiadaan nurani dan kalbu, kebangkrutan moral dan etika, krisis kepercayaan dan panutan, kerugian harapan dan masa depan, ketidaksadaran bahwa apa yang kita lakukan itu boleh atau tidak.

Ketika kita dibandingkan dengan negara lain, bahkan di tingkat ASEAN, kita masih menang dan unggul dalam jumlah penduduk, penggundulan hutan dan pembalakan liar, Negara tekorup, Di bidang, aspek, tatanan, tingkat, dan taraf kehidupan kita dikenal selalu sebagai juara umum PON.

Ketika kita


Tidak ada komentar:

Posting Komentar