Jumat, 06/06/2003 08:03
NASIONALISME BUKAN
FUNGSI IMAN, TAKWA DAN AKHLAK MULIA
Salah dua karakter
utama duet mbak Mega dan kang Ham adalah semakin terpuruknya semangat
kemandirian dan buyarnya semangat nasionalisme, minimal dalam ukuran ekonomi.
Mereka memang menyadari, tetapi ada kekuatan yang menghimpit dan membelokkan
kesadaran mereka. Niat mereka untuk tampil di pentas sebagai RI-1 pasca Pemilu
2004 malah semangkin memperburam cermin demokrasi. Pilar demokrasi di puncaknya
dibebani dengan pola unjuk massa dalam pengambilan keputusan.
Muatan politis
demikian kental dan kaku sebagai beban hidup. Kepentingan dan pamrih golongan,
non-nasionalis, menjadi landasan akal dan tabiat wakil rakyat. Nilai maslahatan
dan mudharat suatu opsi kepentingan nasional tercabik-cabik secara sismatis dan
tak terperikan. Bobot dan kualitas cikal bakal anak bangsa dapat dididik dan
diajar melalui proses berpolitik.
Kriteria iman, takwa
dan akhlakmulia bukan ukuran seorang insan layak jadi pemimpin bangsa. Status
jadi terdakwa pun bukan halangan untuk menjadi pengelola negara. Di tanah air
sendiri, banyak usaha yang menghasilkan rasa tidak berdiri di atas tanah
sendiri. Kebebasan dalam bermasyarakat telah dipagari dan diperjualbelikan.
Sistem pendidikan politik bak gali kubur untuk diri sendiri, bak memrotoli satu
persatu anggota tubuh kita sendiri. (hn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar