sertifikasi petugas demokrasi, Pancasila prosedural vs
Pancasila substansial
Pancasila digali dari sumber kehidupan rakyat. Diformat dengan
seksama untuk menjadi dasar negara, ideologi negara. Nasib Pancasila tergantung
itikad dan daya politik kontrak-politik penguasa. Derajat tertentu sebagai indikator
kasat mata atas perlakuan terhadap pemilih dengan asas ‘luber’. Bukan atensi
terselubung - bahkan terang benderang - kepada penyuntik modal, penyokong dana atau
parpol pengusung.
Sejarah peradaban dunia pun bisa mencatat tanpa cacat,
tentang bagaimana praktik Pancasila di bumi Pancasila. Tak kurang membahagiakan,
perilaku, tindak tanduk anak bangsa pribumi nusantara di negeri orang. Diplomasi
formal sampai dedikasi sumbang tenaga sebagai asisten rumah tangga. Studi banding
wakil rakyat, melihat bentuk nyata, terukur kehidupan berbangsa dan bernegara
negara non-berkembang.
Media asing, jarak jauh atau buka cabang di nusantara,
bisa bebas meliput langsung di TKP. Tanpa bumbu penyedap maupun gaya
tendensius, berita tersaji. Ironis binti miris, malah bisa sebagai sumber
berita awak media lokal. Cari aman dan bermain aman.
Khusus aneka peristiwa, kejadian, perkara bermasyarakat,
betapa terbukti ada hukum. Secara politik menjadi obyek blusukan, kunjungan
kerja, turba atau atraksi sidak. Liputan jumpa warga atau tatap muka dengan konstituen,
menjadi pemanis, pelipur lara bangsa. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar