Halaman

Rabu, 19 Februari 2020

nasib ban serep vulkanisiran


nasib ban serep vulkanisiran

Bukan pada kapan kejadian perkara sebagai bukti utama. Berapa kali terjadi dalam setahun, agar lebih akurat. Dimananya, di jalan tol bebas hambatan kecuali ada gardu tol. Tampak benda tergeletak di lajur 2 atau lebih. Kasat mata atau mata telanjang, benda tsb patut diduga adalah kulit ban luar.

Lebar plus panjang menunjukkan bukan bekas ban mobil kendaraan kecil. Biasanya milik truck atau bis.  Padahal, lajur 1 atau paling kiri, peruntukkan untuk truck/bis. Mau menyalip iringan sesama atau memang laju cepat macam bis antar kota, travel bis terbiasa pakai lajur bahkan palin kanan.

Cerita jadi berita. Karena main salip, terjadi proses pengelupasan lapisan luar ban luar. Masih asli bawaan pabrik. Jika gundul membahayakan, maka dibuat barik baru. Teknologi lokal menempelkan atau mengkanibal ban bekas yang tapak masih layak. Ban menjadi layak laju.

Metode lain, pelapisan dari dalam. Kembangan masih aman. Aman dipakai pada laju standar. Efek gesek memacu memicu persatuan ban jadi-jadian. Tempel luar bisa mengelupas. Tempel dalam mempengaruhi kerja sama antar ban. Siap meledak dadakan. Sama-sama tidak nyaman.

Nyaris lupa, ban hasil rekayasa lokal. Sekedar ban serep, sebelum menemukan tukang tambal ban. Karena liwat tol, yang ada rest area. Namanya sopir, yen ngaso mampir. Uber setoran. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar