Halaman

Rabu, 05 Februari 2020

koalisi pantat dandang nusantara, gedhé rumongso vs cilikan atén


koalisi pantat dandang nusantara, gedhé rumongso vs cilikan atén

Sejarah merupakan fungsi waktu, berdasarkan sistem kolaborasi pasti antara bumi-matahari-rembulan. Rotasi dan jalur edar matahari, menimbulkan paham bahwa selalu akan terjadi perulangan sejarah. Periwayatan agama pun juga menampilkan berita masa lampau sebagai pelajaran.

Agak lengkapnya, periwayatan gaya bahasa sejarah dibagi dalam empat kelompok yaitu: gaya bahasa sejarah bading-sanding-tanding, gaya bahasa sejarah kontradiktif, gaya bahasa sejarah pertautan sebab-akibat dan gaya bahasa sejarah perulangan.

Tendensi penulisan sejarah, rasanya lebih didominasi gaya bahasa pemutarbalikan fakta. Terasa sejarah yang disusun oleh penjajah tentang ikhwal yang berkaitan dengan Indonesia. Sejarah yang dicetak oleh penguasa.

Gaya bahasa sejarah penyangkalan untuk menutupi borok lama. Memanipulasi fakta pengkhianatan politik yang menentukan sejarah peradaban bangsa. Sementara pihak mendaur ulang sejarah dengan pelaku anak cucu ideologis.

Peribahasa dan sebangsa, secara tak langsung menyuratkan sekaligus menyiratkan laku pelaku sejarah yang akan muncul disetiap babakan. Tampil disetiap periode pemerintah.

Bukan contoh utama, simak  bebasan “nglungguhi klasa gumelar”, maksud baik adalah  orang yang menempati, menduduki tikar atau tempat yang telah tergelar, tersedia tanpa kesulitan berarti. Hanya masalah antrian internal. Tinggal duduk manis bak dapat kursi nganggur. Kursi tiban. Tak pakai keringat dhéwé. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar