praktik senyap Pancasila yang tak diketahui rakyat
Tiga serangkai, segitiga
samasisi kata kunci: pelayanan publik – pemerintah – administrasi negara.
Bukan kajian akademis,
ilmiah atau politis. Pakai metode apa yang pernah muncul di cerita rakyat. Dikemas
dengan tutur bijak obrolan antar rakyat jelata.
Agar folus dan biar
tampak anak sekolahan. Comot peribahasa teranyarkan: “habis manis, impor gula
lagi”. Berdasarkan warung
terdekat stok gendis habis. Pasar tradisional, nasib tak beda jauh. Bedanya,
punya alternatif gula.
Anak didik tingkat SD,
sudah lupa daerah penghasil gula. Ditandai hamparan tanaman tebu bak sawah
menghijau. Hafalan lain, pabrik gula yang masih beroperasi di mana saja. Dilengkapi
fakta orang terkaya nusantara berkat usaha gula pasir. Mirip pengusaha rokok
tembakau. Berita TV macam apa saja, tayangan panen raya tembakau.
Ada acara pesta lokal sambut
musim giling tebu.
Jasa penetapan kebijakan
impor si-manis, pihak mana saja yang terdistribusi. Tata niaga agar cadangan
nasional terjaga. Pasokan sampai penerima manfaat.
Jangan sampai dan memang
rakyat terbiasa meneguk “secangkir kopi pahit”.
Pihak yang merasa
berwajib plus berkepentingan, tentu proaktif. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar