Halaman

Jumat, 14 Februari 2020

praktik senyap Pancasila yang tak diketahui rakyat


praktik senyap Pancasila yang tak diketahui rakyat

Tiga serangkai, segitiga samasisi kata kunci: pelayanan publik – pemerintah – administrasi negara.

Bukan kajian akademis, ilmiah atau politis. Pakai metode apa yang pernah muncul di cerita rakyat. Dikemas dengan tutur bijak obrolan antar rakyat jelata.

Agar folus dan biar tampak anak sekolahan. Comot peribahasa teranyarkan: “habis manis, impor gula lagi”. Berdasarkan warung terdekat stok gendis habis. Pasar tradisional, nasib tak beda jauh. Bedanya, punya alternatif gula.

Anak didik tingkat SD, sudah lupa daerah penghasil gula. Ditandai hamparan tanaman tebu bak sawah menghijau. Hafalan lain, pabrik gula yang masih beroperasi di mana saja. Dilengkapi fakta orang terkaya nusantara berkat usaha gula pasir. Mirip pengusaha rokok tembakau. Berita TV macam apa saja, tayangan panen raya tembakau.

Ada acara pesta lokal sambut musim giling tebu.

Jasa penetapan kebijakan impor si-manis, pihak mana saja yang terdistribusi. Tata niaga agar cadangan nasional terjaga. Pasokan sampai penerima manfaat.

Jangan sampai dan memang rakyat terbiasa meneguk “secangkir kopi pahit”.

Pihak yang merasa berwajib plus berkepentingan, tentu proaktif. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar