Halaman

Rabu, 12 Februari 2020

inggih-inggih mboten kepanggih


inggih-inggih mboten kepanggih

Ungkapan judul mengalami proses peradaban. Semula sebagai wacana, instruksi lisan atasan ke bawahan. Titik temu formal dua pihak beda kasta, beda kepentingan. Namun tidak pernah ketemu di praktiknya. Zaman politik serba menghalalkan segala pasal, mengalami penyesuaian. Menjadi ujaran atasan atau cikal bakal penguasa, semacam kampanye politik, yang sekedar pemerah bibir.

Menjadi karakter  kampanye politik. Semakin diobral kian berkhayal. Nusantara boros skenario memajukan bangsa. Mahal biaya dan ongkos politik. Bak membumikan Pancasila di bumi Pancasila. Tapi wajib menjalankan skenario konspirasi global. Investor politik punya acara lima tahun. Terlebih tarif politik progresif. Nilai tawar nusantara kian tawar.

Janji bukan bukti. Pihak yang minat tagih janji, ibarat menjemput maut. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar