sedikit kelebihan vs berlebih cerita
Bukan sekedar kisah nyata, fakta kejadian perkara kehidupan
anak bangsa pribumi nusantara. Malah sedang, masih dan akan terjadi berulang,
repetitiif. Hanya beda waktu dan usia pelaku zaman. Namun pasal kehidupan ini
bisa bermanfaat sebagai acuan edukasi religi, logistik, dan manajerial bagi
persiapan atau penanganan keadaan darurat diri.
Laku amaliah seseorang kian terasa bagi semua. Ada seadanya
tapi bisa berbuat banyak bagi sesama umat. Kontribusi tidak diukur secara finansial.
Juga tidak sekedar berupa sumbang saran yang normatif, matematis. Lebih aplikabel
untuk semua urusan dunia maupun urusan akhirat. Pendampingan secara diam-diam.
Tipikalisasi menu harian kehidupan manusia. bak memutar
ulang riwayat 24 jam kemarin. Tanpa ada perubahan dan mau berubah. Sekedar menerima
apa adanya. Tidak salah memang. Jika terjebak hukum keseimbangan yang mendasari
judul olahkata ini. Tidak perlu ragu dengan potensi diri.
Watak manusia dibentuk, dipupuk oleh lakunya sendiri. Tanpa
ilmu kehidupan. Daya otomatis diri dimaksud menentukan pola pikir, laku tindak,
gaya ucap ybs. Betapanya sosok yang dimaksud masih berkeliaran bebas. Khusus pada
hobi bertutur kata tanpa diminta.
Simpul akhir. Jika seseorang mempunyai kelebihan, akan pakai
ilmu padi. Tak banyak cakap tapi bukan pelit kata. Demikianlah kejadian perkara
bahwasanya bagi siapa saja yang punya sedikit tapi merasa banyak. Dilematis. Masuk
pasal syukur nikmat. Masalahnya, kalau tak tahu orang lain lebih berklas namun
yaitu . . . pakai ilmu padi.
Bukan pakai ilmu kondom. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar