Halaman

Kamis, 27 Februari 2020

sedikit kelebihan vs berlebih cerita


sedikit kelebihan vs berlebih cerita

Bukan sekedar kisah nyata, fakta kejadian perkara kehidupan anak bangsa pribumi nusantara. Malah sedang, masih dan akan terjadi berulang, repetitiif. Hanya beda waktu dan usia pelaku zaman. Namun pasal kehidupan ini bisa bermanfaat sebagai acuan edukasi religi, logistik, dan manajerial bagi persiapan atau penanganan keadaan darurat diri.

Laku amaliah seseorang kian terasa bagi semua. Ada seadanya tapi bisa berbuat banyak bagi sesama umat. Kontribusi tidak diukur secara finansial. Juga tidak sekedar berupa sumbang saran yang normatif, matematis. Lebih aplikabel untuk semua urusan dunia maupun urusan akhirat. Pendampingan secara diam-diam.

Tipikalisasi menu harian kehidupan manusia. bak memutar ulang riwayat 24 jam kemarin. Tanpa ada perubahan dan mau berubah. Sekedar menerima apa adanya. Tidak salah memang. Jika terjebak hukum keseimbangan yang mendasari judul olahkata ini. Tidak perlu ragu dengan potensi diri.

Watak manusia dibentuk, dipupuk oleh lakunya sendiri. Tanpa ilmu kehidupan. Daya otomatis diri dimaksud menentukan pola pikir, laku tindak, gaya ucap ybs. Betapanya sosok yang dimaksud masih berkeliaran bebas. Khusus pada hobi bertutur kata tanpa diminta.

Simpul akhir. Jika seseorang mempunyai kelebihan, akan pakai ilmu padi. Tak banyak cakap tapi bukan pelit kata. Demikianlah kejadian perkara bahwasanya bagi siapa saja yang punya sedikit tapi merasa banyak. Dilematis. Masuk pasal syukur nikmat. Masalahnya, kalau tak tahu orang lain lebih berklas namun yaitu . . . pakai ilmu padi.

Bukan pakai ilmu kondom. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar