115 juta atau 45% rakyat Indonesia
siap miskin kembali
Berita
komplit di laman https://www.voaindonesia.com/a/bank-dunia-115-juta-masyarakat-indonesia-rentan-kembali-miskin/5266914.html.
Tanggal 30/01/2020. Dengan judul:
Bank
Dunia 115 Juta Masyarakat Indonesia Rentan Kembali Miskin
JAKARTA —
Berdasarkan laporan dari
Bank Dunia yang berjudul "Aspiring Indonesia, Expanding the Middle
Class" disebutkan bahwa sebanyak 115 juta atau 45 persen masyarakat
Indonesia berpotensi menjadi miskin kembali. Mereka ini adalah orang yang telah
keluar dari kemiskinan tetapi belum mencapai tingkat ekonomi yang aman.
. .
. . .
Bank
Dunia mencatat, selama 15 tahun terakhir, Indonesia sudah membuat kemajuan
pesat dalam mengurangi tingkat kemiskinan, khususnya periode 2014-2019. Angka
kemiskinan menjadi angka "single digit".
Indonesia juga mengalami pertumbuhan kelas menengahnya dari 7% menjadi
20% dari total penduduk yaitu sebanyak 52 juta orang.
Disebutkan
bahwa sebanyak 115 juta atau 45% masyarakat Indonesia berpotensi menjadi miskin
kembali. Mereka ini adalah orang yang telah keluar dari kemiskinan tetapi belum
mencapai tingkat ekonomi yang aman. Terlebih jika RI menggunakan kriteria Bank
Dunia membagi kelompok penduduk menjadi tiga bagian besar, yaitu 40% terbawah,
40% menengah, dan 20% teratas.
Kendati
secara politis, asumsi pemain lama, muka lama rakyat miskin kembali 115 juta
otomatis menjadi obyek parpol wong-cilik. Kalkulasi politik yang menguntungkan
untuk laga di pilpres 2024. Syarat utama ajukan ULN. Atau menjadi gadis seksi
plus pingitan, menarik niat baik investor global.
Struktur
kemiskinan identik dengan sinergitas negara multipartai. Kantong kemiskinan tak
beda jauh dengan karakter dapil. Jangan lupa, demi menjaga wibawa (kepala)
negara, frasa ‘rakyat miskin’ diubah menjadi ‘masyarakat belum beruntung’. Senafas
dengan sebutan negara berkembang. Siapa nyana,
periode ini mereka akan tergembleng, menjadi berketahanan alias ridho dengan
nasib diri. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar