Halaman

Rabu, 05 Februari 2020

nglungguhi klasa gumelar vs gumelaring karpet abang


nglungguhi klasa gumelar vs gumelaring karpet abang

Sesuatu rangkaian kejadian perkara, peristiwa manusia dengan skala bangsa. Jika bisa disimpulkan menjadi rumus kehidupan. Rumusan berdasarkan makna léksikon, semacam judul, seolah mejadi pratanda akan terjadi lagi. Kendati perjalanan hidup manusia sebagai individu bersifat linier, menerus sesuai waktu.

Belajar dari sejarah untuk membentuk sejarah masa depan. Pelanggaran kode etik dan kode perilaku pelaku sejarah, acap diperhalus jika menyangkut penguasa.

Diharapkan, objek atau rentang waktu penulisan sejarah, tidak sekedar fokus biografi. Periwayatan berdasarkan akurasi waktu, tempat dan faktor eksternal. Norma penulisan jangan sampai membelenggu perwujudan kebebasan penulis sesuai SOP.

Penggunaan arang dalam penyusunan sejarah, tak terhindarkan sebatas apa pun dan memang harus sesuai rekaman fakta. Tanpa asas pemilihan dan pemilihan. Tanpa polesan. Menjadi pengingat generasi penerus sejarah bangsa.

Zaman Orde Lama, Partai Komunis Indonesa (PKI) plus organisasi kemasyarakatan, gemar membuat jargon dengan efek ganda. Pertama, promo atas diri sendiri. Kedua, sebagai  stigma kepada lawan politik atau pihak beda pilhan, berseberangan.

Sejarah berulang. Anak cucu ideologis pencetus paham ‘nasakom’, mahir memproduk olok-olok politik. Prestasi oknum petugas partai, ditentukan oleh daya jangkau, daya libas olok-olok politik. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar