Halaman

Minggu, 09 Februari 2020

menantang maut vs melawan umur


menantang maut vs melawan umur

Bak pariwara, pejantan tangguh, pria tulang keras, lanang tenan. Sisi lain yang diolah. Tak sengaja malah pamer borok diri. Mewakili generasi milineal yang sibuk tanya asal usul. Kaitan dengan tahun politik. Anomali kebencanaan kian menyuratkan, menyiratkan laku pribadi bak ‘nila setitik’.

Dengan demikiannya, tujuan Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 untuk mewujudkan birokrasi kelas internasional, global, dunia. Pratanda, sinyal evektivitas eksekutif dalam tatanan, tataran trias-politika sudah pada lampu kuning.

Namanya juga manusia dengan segala akalnya. Kian merasa berakal, apa saja diakali. Korban pariwara terapi tunda penuaan dini. Pakai dini. Makanya, bangsa ini awet muda. Tetap pada posisi, status statis negara berkembang. Soal adab berkemajuan, pasti itu ambisi.

Terorisme internasional adalah bentuk kekerasan politik yang melibatkan warga atau wilayah lebih dari satu negara. Terorisme internasional juga dapat diartikan sebagai tindakan kekerasan yang dilakukan di luar ketentuan diplomasi internasional dan perang. Tindakan teror itu dimotivasi oleh keinginan mempengaruhi dan mendapatkan perhatian masyarakat dunia terhadap aspirasi yang diperjuangkan.

Adapun istilah radikalisme diartikan sebagai tantangan politik yang bersifat mendasar atau ekstrem terhadap tatanan yang sudah mapan (Adam Kuper, 2000). Kata radikalisme ini juga memiliki aneka pengertian. Hanya saja, benang merah dari segenap pengertian tersebut terkait erat dengan pertentangan secara tajam antara nilai-nilai yang diperjuangkan oleh kelompok tertentu dengan tatanan nilai yang berlaku atau dipandang mapan pada saat itu. Sepintas pengertian ini berkonotasi kekerasan fisik, padahal radikalisme merupakan pertentangan yang sifatnya ideologis.

Dua alinea terakhir, dicomot utuh dari Modul II, Pelatihan Dasar CPN Gol II dan Gol III, “Analisis Isu Kontemporer”, LAN RI 2019. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar