Halaman

Sabtu, 08 Februari 2020

manfaatkan secara optimal sisa waktu dan cadangan umur

manfaatkan secara optimal sisa waktu dan cadangan umur

Pertama. Kita mengacu perilaku ibu rumah dengan gaya dan daya tawarnya. Abang PSK yang menjadi langganan kaum hawa. Tidak hanya satu PSK. Penjaja tahu naik motor. Sayur matang pun liwat depan rumah.

Beli eceran, bijian atau sudah dalam kemasan. Disinilah perjuangan emak-emak. Cuma modal melangkah keluar rumah, tak perlu ganti busana maupun dandan. Tega-teganya menawar. Kalau dibilang harga sekian Rp, dijawab “koq mahal?’. Paling runyam malah istighfar.

Gampangannya, pembeli tidak memperhitungkan perjuangan penjual urusan perut. Cara kulakan, beli di pasar tradisional. Waktu subuh. Menerima pesanan, kendati ngetren tidak main beli banyak. Ini yang kejar masak pagi. Terutama sayur segar.

Masih banyak kejadian, peristiwa, perkara hubungan saling menguntungkan. Pindah ke pasal lain.

Kedua. Pameran otomotif di negara sedang berkembang. Ciri tingkat sejahtera bangsa ditandai bertambahnya kelompok masyarakat menengah-atas. Pakai istilah zaman Orde Lama: OKB (orang kaya baru).

Daya belanja “OKB” ini bisa di atas rata-rata nasional. saat lihat sosok mobil dan atau tongkrongan motor yang diincarnya. Atau yang memacu, memicu harga dirinya. Langsung pesan sesuai pilihan. Tak tanya harga apalagi buka nego. Minta segera dikirim atau diambil di toko terdekat. Lebih dari satu.

Terdapat rumusan ekonomi, jika calon pembeli masih tanya harga, Tanda orang miskin atau uangnya pas-pasan. Tapi punya daya ingat saldo tabungan. Mau kuras habis. Kalau bisa mencicil, kenapa pula harus bayar kontan. Prinsip pedagang non-pribumi.

Jadi. Dua pergenderan di atas. Bukan klasifikasi. Masih banyak kisah mirip yang tukar posisi gender. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar