kian berakal, kian akal-akalan
Hukum keseimbangan berlaku pada otak, akal , logika,
nalar manusia. Otak kian terasah, kian encer. Salah asah, kurang asih, keliru
asuh berbandinhg terbalik dengan kian mundurnya ketidaktahuan. Artinya, otak
melaju selangkah berbanding lurus dengan langkah mundur naluri, insting maupun
rasa cerdas diri.
Cerdas diri sebagai pasal hikmah dari-Nya. Bukan sekedar
untuk menutupi atau melengkapi. Ada misi yang akan dijalankan si pengemban.
Selama masih bernama manusia dan atau orang, sebagai
makhluk-Nya. Saat menjalankan fitrah diri, manusia kurang mempunyai sistem yang
tepat manfaat. Seolah bukan pasangan dari fungsi organ tubuh. Pancaindra yang
kian berumur menjadi kurang peka. ‘Indra’ yang lain, semisal utama kata hati, secara
tak sengaja dimatikan. Mau tak mau, roda
kehidupan direcoki pasal ringan. Fungsi kontrol diri kurang pakem. Lebih peka
dengan kontrol dari luar.
Manusia cerdas memang sudah diformat sejak dari sono-nya. Punya
potensi mengelola tugas fungsi dan wewenang sistem struktur dan organ tubuhnya.
Bebas konflik kepentingan horizontal dalam melaksanakan tugas kevertikalannya.
Orang yang mempunyai wewenang terhadap dirinya, karena
mampu membaca bahasa alam. Kebijakan yang diambil sekaligus sebagai tindak menghindari
laku penyimpangan skala individu maupun skala sosial. Sigap menghadapai
benturan kepentingan, konflik. Mampu menapis plus menepis modus udang di balik
batu.
Gelar akademis tidak identik dengan cerdas diri. Disiplin
ilmu muncul karena akumulasi cerdas manusia. Terbukti secara historis dan
bermanfaat bagi umat. Tak perlu berdebat dengan anak bangsa pandai tetapi tidak
pandai-pandai. Mengalahkan debat kusir.
Itulah hidup. Seni kehidupan menjadikan hidup berseni. Tahu
batasan awam yaitu benar, betul, baik, bagus. Hidup tidak hambar, garing,
monoton. Hanya bisa terwujud dengan landasan iman sebagai pondasi ilmu buatan
manusia.
Dengan kata lain, jika akal manusia tidak mampu menyerap ilmu buatan
manusia sendiri, bagaimana akan mampu menyerap ilmu-Nya. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar