perjalanan terberat (pensiunan) pejabat, ke masjid terdekat
Pengalaman hidup dari
oknum tersbut pada judul. Ada saja kebanggaan yang menjadikan dirinya merasa awet
hidup. Ujaran hafalan berulang dari side A kembali ke side B. Sempat jadi bahan
olok-olok, candaan warga.
Hobi utama yang tersisa.
Jalan kaki bak menginspeksi anak buah. Sesekali tangan menunjuk tak jelas,
bibir buka tutup. Sore, tekun memelototi kaum hawa main voli. Jika ada yang
menyapa, dijawab dengan ramah berwibawa. Suara klakson mobil dikira menyapanya.
Sesekalinya ke masjid
jumatan, pakai sarung. Pemberian anak perempuannya. Saat mau berdiri bakda
qomat, kaki tuanya kesemutan plus kesrimpet sarung. Sempat jatuh dengan
gagahnya. Kaki terkilir yang menjadi kebanggaannya.
Akibat kaki terkilir,
sholatnya duduk. Bersyukur, mushola terdekat cuma berjarak beberapa blok. Tetangga
RT. Walau daya jelajah kaki, sehari entah berapa kali. Jelang tidur pun sempat
ngelayap. Undangan tahlilan. Tahlilan untuk dirinya saja tak datang, apalagi untuk
orang lain. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar