Dilema
Orientasi Akademis, Salah Sistem vs Salah Orang
Gonjang-ganjing kampus, kampung universitas, tak akan
menyurutkan minat generasi muda untuk memasuki jenjang pendidikan tinggi. Paradigma
kampus mencetak generasi siap pakai telah bergeser atau meningkat menjadi
generasi siap tanding di segala ajang persaingan.
Sejarah membuktikan terdapat tiga rangkaian perjuangan
besar sekitar dunia kampus. Pertama, agar diterima menjadi mahasiswa, tak
sedikit generasi muda yang terpaksa gigit jari dan putar haluan. Atau pantang
mundur akan maju tahun ajaran berikutnya.
Kedua,
selama menuntut ilmu, akan mengalami proses pembentukan karakter yang akan
menentukan pola hidup pasca wisuda.
Ketiga,
ujian sesungguhnya yaitu pada setelah pasca wisuda. Siap tanding menjadikan ego
menjadi dominan. Persaingan di tempat kerja bisa menjadikan karakter sebagai
taruhan.
Benturan budaya, tantangan peradaban, asas berkemajuan
menjadikan kampus tidak steril dari berbagai tindak non-normatif. Yang selama ini
dianggap tabu, atau berbagai tindakan yang tak mungkin dilakukan oleh manusia
kampus, malah seolah menjadi tradisi akademis.
Modusnya nyaris tipikal antar kampus PTN maupun PTS.
Ironis binti miris, modus gonjang-ganjing kampus sudah
menjalar ke mahasiswa Indonesia yang sedang “mencari ilmu sampai negeri Cina”. Tak
salah jika orang bijak berujar, “jika hati ini tak diisi, maka apa artinya ilmu”.
[HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar