Halaman

Senin, 09 Oktober 2017

Dilema Komersialisasi Pendidikan, Plagiator vs Duplikator



Dilema Komersialisasi Pendidikan, Plagiator vs Duplikator

Pertanyaan mendasar tentang sekitar “bola panas” ilmu adalah, i) bagaimana cara menempuh pendidikannya dan/atau ii) untuk apa ilmu itu. Di dunia militer sudah dikenal istilah umum “the man behind the gun”.

Jadi, bagaimana hubungan ilmu dengan manusia yang berilmu, tergantung aspek atau sudut pandangnya. Dua pertanyaan yang nadanya mirip, namun beda makna. Bandingkan secara analog, antara : siapa yang menjadi presiden? dengan siapa presidennya?. Walau jawabannya sama, terasa ada perbedaan yang menyengat.

Karena ilmu sifatnya jamak, multi disiplin, tidak bersifat tunggal dan pasti.

Di panggung politik, bisa juga muncul dua pertanyaan yang saling berkait, mirip dengan “bola panas”ilmu di atas.

Tepatnya, di pesta demokrasi lima tahunan. Pertanyaan i) bagaimana cara mendapatkan kekuasaan, jabatan konstitusional tsb, lanjut dengan pertanyaan ii) dimanfaatkan untuk apa saja kekuasaan, jabatan konstitusional tsb.

Ilmu melekat pada diri seseorang yang tak tergantung waktu pakai atau periode jabatan. Menjadi milik pribadi, bukan milik dinas atau fasilitas pemerintah bak senjata di tangan militer.

Jika suatu ilmu disebut bermanfaat karena mampu mendongkrak siapa pemegang ilmu atau gelar akademis tersebut, maka terjadi gagal paham. Semakin gagal paham jika terdapat faktor kemudahan untuk meraih gelar,  faktor percepatan dalam menempuh pendidikan. Tak salah jika pendidikan formal itu butuh biaya yang mencekik leher, butuh waktu yang menyita usia, butuh enerji yang menguras jiwa raga.

Tak salah, atau bias paham, jika pemilik ilmu mampu memanfaatkan ilmunya secara multiguna. Terlebih jika sang anak didik memaknai hakikat berguru jangan hanya pada satu guru.

Jika sekarang ini kita memasuki dimensi kehidupan bak pepatah “mau hasilnya tapi tak mau berkeringat”, maka segala cara, metode, modus  menjadi halal, legal, sah secara hukum, konstitusional serta tidak merugikan negara.[HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar