Halaman

Selasa, 03 Oktober 2017

politik adu domba penjajah vs politik rekayasa konflik penguasa



politik adu domba penjajah vs politik rekayasa konflik penguasa

Hidup di dunia ini yang sekedar mampir cari duit buat bekal perjalanan menuju akhirat. Waktu berdasarkan edaran matahari dan/atau rembulan, menjadikan umat manusia bisa memperpanjang angan-angan, fantasi, imajinasi.

Waktu sangat berarti bagi manusia yang memang hidup dengan penuh perhitungan. Menghitung untung-rugi. Menghitung transaksi duniawi. Memakai rumusan dan hukum buatan manusia. Mengandalkan jasa penyedia jasa yang seolah akan meringankan beban kehidupan. Membanggakan jumlah dan banyaknya kawanan seprofesi, satu ideologi. Tak sedikit yang memanfaatkan dengan seksama waktu sedang kuasa, sedang berada di puncak prestasi, sedang jaya-jayanya.

Praktik kehidupan berbangsa, bernegara, bermasyarakat tak akan lepas dari pakem atau peribahasa Jawa : “wis édan tenan tetep ora keduman”. Sejarah selalu akan berulang, walau tetap tak memihak rakyat.

Di era mégatéga, khususnya periode 2014-2019 banyak komponen penguasa yang berperilkau, bertindak tutur, bertindak laku berbasis wis édan tenan tetep ora keduman.

Rakyat tanpa sertifikat, tidak punya surat keterangan sebagai “anak cucu pancasilais”, yang dikeluarkan oleh UPK-PIP atau instansi yang ditunjuk, tetap akan mempraktikkan Pancasila sesuai kadarnya. Jauh dari publikasi dan sensasi. Tidak menarik bagi korporasi penabur, penebar fitnah dunia. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar