Halaman

Kamis, 05 Oktober 2017

sosialisasi Pancasila di tanah air kelahiran Pancasila



sosialisasi Pancasila di tanah air kelahiran Pancasila

Dampak negatif bahkan efek domino modus politik pada pemilu 2014, yang bahkan tak disasadari oleh parpol juara umumnya, minimal dapat disaksikan pada kabinet gaduh. Perombakan kabinet, sebagai bukti salah orang vs salah main vs salah urus vs salah pilih. Runyam binti kusam.

Untuk republik tercinta sepertinya ada pihak yang sengaja ingin semua jatah kursi kabinet. Atau bisa juga presiden sengaja mengukuti petunjuk presiden-senior untuk uju coba pasang orang terbaik dari parpol terbaik.

Sudah hukum alam kawan, Penguasa yang semakin jauh dari rakyat akan berbanding lurus dengan redupnya peran, peranan pengaruh Pancasila. Bukan berarti modus blusukan Jokowi sejak jadi DKI-1 sebagai upaya kontra produktif.

Artinya negara hadir, minimal mengetahui setiap ada kejadian di masyarakat dan birokrasi (eksekutif). Tak heran kawan, jika pihak asing menilai sukses presiden adalah pada seberapa jauh mampu menjinakkan legislatif.

Bukan pada seberapa jauh mampu mengendalikan barisan pembantu presiden.

Adalah UKP-PIP atau Unit Kerja Presiden Pembinaan ideologi Pancasila sebagai sebuah unit kerja yang dibentuk berdasarkan Perpres 54/2017. Tugas mulianya adalah membumikan Pancasila kepada generasi muda. Sudah ada resep yang mengandung 45 tuntunan.

Soal sedikit tuntunan karena pemerintah Jokowi plus/minus JK, sudah banyak menyediakan tontonan atau panutan oknum penguasa yang super pancasilais.

Bagaimana wujud nyata trias politica di NKRI, bisa disimak bagaimana sepak terjang ketua umum DPR (katakan semacam setnov, bukan nama orang).

Pancasila hanya diingat saat tanggal lahirnya. Diperingati secara nasional dan dimeriahkan dengan acara kenegaraan. “Pancasila Sakti” hanya akan mengingatkan betapa anak cucu ideologis komunis masih hidup subur dan makmur di Nusantara. PKI secara de jure sudah masuk kotak. Namun secara de facto malah mampu berada di mana saja, kapan saja. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar