Halaman

Kamis, 26 Oktober 2017

Rokok si Pembunuh Karakter



Rokok si Pembunuh Karakter

Industri rokok tidak hanya mampu mempengaruhi kondisi ekonomi dunia, bahkan bisa menentukan nasib perokoknya. Setiap hembusan dan kepulan asap rokok mengadung sejuta makna.

Perokok sudah memenuhi unsur kejiwaan, mulai dari sebagai penenang jiwa sampai untuk memanipluasi kondisi jiwa. Perokok tidak mengenal batas usia, jender, status sosial, tingkat pendidikan. Merokok dapat dilakukan di mana saja, kapan saja.

Kiat membatasi usia perokok, tak akan manjur. Melawan industri rokok nasional bak memebenturkan kepala sendiri ke dinding. Pemerintah saja malah di bawah kendali juragan rokok. Kebijakan pemerintah untuk mengedalikan rokok malah menjerat diri sendiri.

Faktor ajar dan panutan dalam keluarga yang akan menentukan seorang anak menjadi perokok atau tidak. Pengaruh lingkungan, teman gaul tak bisa dipungkiri sebagai faktor pendorong anak untuk coba-coba menghisap rokok.

Jika satu anak merokok dalam gengnya, dipastikan yang lain akan tertular. Perokok anak ibarat anak dewasa sebelum waktunya. Negara tak akan bertanggung jawab dan seolah terjadi pembiaran secara sistematis. Rokok menjadi sponsor olahraga dan pemuda.

Efek domino merokok memang tidak dirasakan oleh bangsa dan negara secara langsung. Perokok pasif menjadi korban utama dampak orang merokok.

Peringatan dari aspek kesehatan ternyata tak mujarab, malah semakin menjadi pemacu dan pemicu. Sanksi yuridis tak bisa diterapkan, karena menyangkut HAM. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar