Halaman

Selasa, 17 Oktober 2017

Saatnya Menghidupkan Kembali Pancasila di Ibukota NKRI



Saatnya Menghidupkan Kembali Pancasila di Ibukota NKRI

Periode 2012-2017, sejarah kemanusiaan, peradaban dan nasionalisme DKI Jakarta, sempat ada sejarah hitam atau goresan tinta merah. Pelakunya selain anak bangsa yang serakah, rakus, haus kekuasaan; dan pemain lokal yang ambisi, angan-angan, fantasi politiknya sudah overdosis, serta diperkuat dengan pemain asing atau malah kontrak “kesebelasan” asing.

Burung Garuda selalu diperdaya oleh cakar naga merah dari negara paling bersahabat. Pihak berwajib, aparat yang berwenang mewujudkan perstauan dan kesatuan bangsa, malah memanipuilasi watak.

Modus asas taat, loyal, patuh, setia menjadikannya siap berjibaku membela sang juragan. Kurang akal, maka dibuat produk hukum atau kebijakan sebagai senjata andalan untuk mengantisipasi sepak terjang dinasti politik atau pemerintah bayangan maupun gerakan separatis secara konstitusional.

Bangsa Nusantara bersyukur, skenario, konspirasi tingkat dunia tak mempan, tak ampuh, tak manjur, tak mujarab diterapkan. Kendati perpanjangan tangan penguasa sudah terang benderang keberpihaknnya.

“Musuh rakyat”  vs “musuh negara” tetap akan eksis, tak akan tinggal diam duduk manis. Mereka siap mejegal dan menjagal kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta yang tak bisa mereka kendalikan, koordinasikan, komunikasikan.

Loyalis penguasa lama, notabene manusia ekonomi tentu sudah punya agenda terukur, masif dan bergerak bebas. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar