Halaman

Minggu, 15 Oktober 2017

dilema tahun politik 2018, pemilih loyal vs pejabat loyal



dilema tahun politik 2018, pemilih loyal vs pejabat loyal

di tahun 2018, tanggal 18 Agustus 2018 hingga 2 September 2018, NKRI sebagai tuan rumah Asian Games ke-18. Soal ada berapa kota sebagai lokasi tanding, tidak menjadi soal. Pokoknya di NKRI.

Pengalaman sebagai tuan rumah Asian Games ke-4 tahun 1962, sebagai rekam jejak yang menentukan sukses. Ditunjang semangat nasionalisme putera-puteri daerah, anak bangsa dan orang dan/atau manusia Nusantara.

AG IV 1962, masih dijiwai semangat proklamasi
AG XVIII 2018, dipenuhi order reformasi yang menggelinding bebas dari puncaknya.

Jadi, usai perayaan kemerdekaan RI 1945-2018, 17 Agustus 2018, pemerintah sibuk urus AG XVIII. “Sambil menyelam minum air”, karena sukses olahraga artinya akan mendongkrak sukses tahun politik 2018.

Apakah akan terjadi anomali pilkada serentak 2018. Kemungkinan besar bisa saja terjadi. Namanya bola politik, susah ditebak tapi mudah direkayasa.

Jika Ahok-Djarot memiliki pemilih loyal 2,3 juta dari 7,2 juta penduduk DKI Jakarta (Republika, Ahad, 15 Oktober 2017). Tidak perlu menguraikan apakah manusia ekonomi atau manusia politik di kutub Ahok-Djarot. Belum terhitung pejabat loyal, bahkan sampai tingkat nasional, yang ingin Ahok-Djarot sukses di pilkada serentak 2017 yl.

Jakarta buka barometer gonjang-ganjing politik. Walau sebagai lokasi strategis untuk membuat sejarah. Semisal peristiwa Malari 1974. Sampai rakyat menggeliat di reformasi 21 Mei 1998.

Rasanya, bangsa ini seperti memutar ulang adegan atau fragmen sejarah olahraga yang berinteraksi dengan sejarah pergerakan peradaban. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar