dilema
tahun politik 2018, pemilih loyal vs pejabat loyal
di tahun 2018, tanggal 18 Agustus 2018 hingga 2 September 2018, NKRI sebagai tuan
rumah Asian Games ke-18. Soal ada berapa kota sebagai lokasi tanding, tidak
menjadi soal. Pokoknya di NKRI.
Pengalaman sebagai tuan rumah Asian
Games ke-4 tahun 1962, sebagai rekam jejak yang menentukan sukses. Ditunjang semangat
nasionalisme putera-puteri daerah, anak bangsa dan orang dan/atau manusia
Nusantara.
AG IV 1962, masih dijiwai semangat
proklamasi
AG XVIII 2018, dipenuhi order
reformasi yang menggelinding bebas dari puncaknya.
Jadi, usai perayaan kemerdekaan RI
1945-2018, 17 Agustus 2018, pemerintah sibuk urus AG XVIII. “Sambil menyelam
minum air”, karena sukses olahraga artinya akan mendongkrak sukses tahun
politik 2018.
Apakah akan terjadi anomali pilkada
serentak 2018. Kemungkinan besar bisa saja terjadi. Namanya bola politik, susah
ditebak tapi mudah direkayasa.
Jika Ahok-Djarot memiliki pemilih
loyal 2,3 juta dari 7,2 juta penduduk DKI Jakarta (Republika, Ahad, 15 Oktober
2017). Tidak perlu menguraikan apakah manusia ekonomi atau manusia politik di
kutub Ahok-Djarot. Belum terhitung pejabat loyal, bahkan sampai tingkat
nasional, yang ingin Ahok-Djarot sukses di pilkada serentak 2017 yl.
Jakarta buka barometer
gonjang-ganjing politik. Walau sebagai lokasi strategis untuk membuat sejarah. Semisal
peristiwa Malari 1974. Sampai rakyat menggeliat di reformasi 21 Mei 1998.
Rasanya, bangsa ini seperti memutar
ulang adegan atau fragmen sejarah olahraga yang berinteraksi dengan sejarah
pergerakan peradaban. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar