bonus
tahun politik 2018, katak hendak berbulu musang
Menyibak tabir kasus lama yang super
dulunya dulu, sampai sejarah melupakannya, ternyata tak ada yang salah. Kalau
secara konstitusional dianggap ada pihak yang paling bertanggung jawab, kalau bukan
kambing hitam pasti sesuai skenario.
Hanya di syahwat politik Nusantara,
bahwa merah bisa dikatakan karena kurang tidur. Padahal kawanan orang partai,
mulai ketua umum sebuah parpol pendukung Jokowi minus JK, kebanyakan berhobi
memperpanjang mimpi. Mimpi katak berbulu, berbaju musang. Siap melahap siapa
saja. Siap dengan pasal intimidasi agar calon lawan politik kèder, gentar
duluan.
Tak salah kalau kita menggunakan
deteksi keculasan hasil survei dengan tarif politis, tentang sentimen postif,
opini plus, rasa puas pihak yang dilayani, terhadap penguasa.
Aneh binti ajaib, “pihak yang dilayani” malah berada di luar
Nusantara. Sebagian memang ada yang sudah lama bercokol di dalam pagar
Nusantara. Ini politik mbokdé!
Kalau ada kejadian seolah di luar
jangkauan skenario, muncul asas praduga tak bersalah yaitu jangan-jangan
pelakunya orang dalam. Minimal orang dalam sebagai informan, sumber informasi
terpercaya. Ulah tindak konco déwé, bolo déwé, yang membuat peta
petujuk, yang main, eskekutor, pelaku aktif adalah orang luar atau pihak yang
dipercaya.
Jangan asal asal-asalan membuat
skenario tandingan. Menganalisa saja sudah masuk berbuat tidak menyenangkan
pihak atau sang penguasa. Salah-salah malah dituduh menyusun skenario makar
kebencian. [HaèN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar