Halaman

Kamis, 26 Oktober 2017

bonus tahun politik 2018, katak hendak berbulu musang



bonus tahun politik 2018, katak hendak berbulu musang

Menyibak tabir kasus lama yang super dulunya dulu, sampai sejarah melupakannya, ternyata tak ada yang salah. Kalau secara konstitusional dianggap ada pihak yang paling bertanggung jawab, kalau bukan kambing hitam pasti sesuai skenario.

Hanya di syahwat politik Nusantara, bahwa merah bisa dikatakan karena kurang tidur. Padahal kawanan orang partai, mulai ketua umum sebuah parpol pendukung Jokowi minus JK, kebanyakan berhobi memperpanjang mimpi. Mimpi katak berbulu, berbaju musang. Siap melahap siapa saja. Siap dengan pasal intimidasi agar calon lawan politik kèder, gentar duluan.

Tak salah kalau kita menggunakan deteksi keculasan hasil survei dengan tarif politis, tentang sentimen postif, opini plus, rasa puas pihak yang dilayani, terhadap penguasa.

Aneh binti ajaib, “pihak yang dilayani” malah berada di luar Nusantara. Sebagian memang ada yang sudah lama bercokol di dalam pagar Nusantara. Ini politik mbokdé!

Kalau ada kejadian seolah di luar jangkauan skenario, muncul asas praduga tak bersalah yaitu jangan-jangan pelakunya orang dalam. Minimal orang dalam sebagai informan, sumber informasi terpercaya. Ulah tindak konco déwé, bolo déwé, yang membuat peta petujuk, yang main, eskekutor, pelaku aktif adalah orang luar atau pihak yang dipercaya.

Jangan asal asal-asalan membuat skenario tandingan. Menganalisa saja sudah masuk berbuat tidak menyenangkan pihak atau sang penguasa. Salah-salah malah dituduh menyusun skenario makar kebencian. [HaèN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar