Halaman

Rabu, 19 Juli 2023

éra mégatéga, skenario konflik vs konflik skenario

éra mégatéga, skenario konflik vs konflik skenario

Model berpikir kritis, praktis, ekonomis, sedikit matematis. Modal mengkombinasikan 2 atau 3 kata menjadi judul. Karakter judul yang memikat, memukau pandangan pertama pemirsa. Sekilas simak langsung paham manfaat cerna narasi atau isi.

Lima foném a.k.r.s.u membentuk kata rasuk, kasur, rusak, kuras, saruk, sukar, rakus. Aplikasi sederhana: “kasur ini rusak”. Dibaca dari kanan maupun dari kiri. Hukum berbanding lurus dan atau hukum berbanding terbalik terjadi dalam kehidupan bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat.

Rakyat hanya tertawa getir. Hati ketar-ketir. Tak bisa komen atau berujar apapun. Seperti menyaksikan kucing heboh minta kawin. Kejar-kejaran di sembarang tempat dan bebas waktu. Tak kenal malu. Obat mujarabnya hanya dengan disiram air. Melahirkan fenomena sosial kramadimarga.

Frasa “gotong royong” merupakan produk paripurna peras–resap–serap lima sila dasar negara. Mudah dicerna diganda menjadi sebutan “goro-goro”. Acara-adegan-acara muncul tengah malam. Paling ditunggu, dinantikan pemirsa penggemar wayang kulit.

Konon, jika kontribusi, kiprah, kinerja nyata anak bangsa – dalam bentuk gotong royong dan atau persatuan Indonesia – maka beban hidup bangsa bisa diatasi, ditanggung bersama dalam waktu tertentu. Minimal sesuai rencana dan tidak mulur.

Tayang yang akan datang “tunjangan sosial vs jaminan politik”. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar