Halaman

Senin, 17 Juli 2023

pesta rakyat vs hajat penguasa

pesta rakyat vs hajat penguasa 

Selama hayat di kandung badan. Selama hasrat masih ingin mempertahankan kekuasaan. Tak ayal lagi, jalannya demokrasi – seperti  pesta demokrasi – sesuai skenario penguasa. Terjadilah birokrasi sipil berkelas dunia vs politik nusantara biaya global.  Biaya politik mulai untuk membeli tiket agar bisa ikut pemilu – loketnya khusus hanya ada di partai politik – sampai upaya membeli suara pemilih. Ada tarif umum atau tarif khusus untuk sebuah kursi kekuasaan.

Pengalaman mengatakan, saat kampanye, politisi sipil dengan watak politiknya mematut diri,  memposisikan diri dan menampilkan diri sebagai pelayan yang setia. Begitu setelah berkuasa, langsung, otomatis mempraktekkan diri sebagai bandar, penguasa tunggal,  majikan, tuan besar, juragan yang seolah merasa sebagai penentu nasib pemilihnya.

Dinamika demokrasi hanya sekedar memperebutkan kekuasaan yang sama. Bukan membalikkan keadaan. Bukan gubah-rubah-ubah total konsepsi bernusantara. Cabut sampai ke akar-akarnya yang telah menggurita. Membuka peluang (kecuali modus korupsi). 

Skenario pihakan yang ingin pasca dua periode petugas partai, kaping pitu, aman-aman. Bebas dari tuntut tanggung jawab, tanggung gugat, tanggung renteng serta pertanggungan lainya. [HaéN]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar