ironis binti kronis, tapi lazim
Justru
laku bagus-baik-benar-betul jika tidak dilakukan secara massal, spontan,
sporadis, simultan malah akan mendapat
stigma sebalikya. Dianggap sok mancasilais, dicap sok nasionalistis. Petilan
sila keempat “hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan”.
Keputusan
bersama disepakati secara aklamasi, sistem voting maupun jajak pendapat.
Sistem bagi hasil politik. Mufakat untuk tidak sepakat vs
sepakat untuk tidak mufakat.
Internal parpol terjadi
‘hujan tidak merata’, sudah terakomodir di pucuk pimpinan partai, elit partai. Bahkan trickle down effect
(efek menetes ke bawah) sayup-sayup redup. Ampas, abu pun tidak tersisa.
Apalagi di rakyat papan bawah, rakyat tapak tanah, kaum marginal (daerah 3T
Tertinggal-Terdepan-Terluar),
kelompok masyarakat wong-cilik.
Bisa-bisa bisa terjadi kemarau satu periode.
Modus
agitasi-agresi-arogansi kawan partai agar jangan seperti “tikus mati di
lumbug”. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar