justru sudah tahu makanya tidak mau tahu
Kita
ikat-kait-kiat dengan kepengatahuan diri. Terpateri secara mendalam atau
sekedar syarat adminsitrasi
kebangsaan. Sistem pendidikan nusantara berbasis cipta kerja mengutamakan STTB
(surat tanda tamat belajar). Macam purna tugas pembelajar. Tamat sudah
riwayat “wajib belajar” anak bangsa pribumi nusantara. Termasuk ilmu agama.
Bisa tamat lebih awal. Kecuali sekolah agama.
Akhirnya manusia lintas
klas sosial mengandalkan ngelmu golek
urip. Yen urip golek duwit, tembang manusia ekonomi. Jangan sampai urip sepisan gur kaya
ngéné. Jika
terjadi secara aklamasi yaitu kurang akal namun ahli mengakali orang berakal
sehat. Tapi tetap terjadi semakin malu bertanya kian nyata sesatnya.
Efek domino STTB
‘aspal’. Pangkat militer titular, gelar akademis kehormatan. Martabat ada di
pantat. Cek kedudukan ybs secara formal kenegaraan.
Menyoal
frasa “tidak tahu malu”. Apalagi istilah malu, gengsi, tabu, pamali, kapok,
jera. Frasa “pengkhianat rakyat”, “cidera
janji” dan sebutan lebih khas menjadi bukti kegigihan pejuang partai. Berani
malu asal tujuan jadi kenyataan. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar