angan-angan setengah jalan, termasuk maksiat
Budaya mo-limo,
peninggalan penjajah bangsa eropa. Mampu beradaptasi dengan laju peradaban zaman. Pengayom masyarakat mampu menjabarka apa itu penyakit masyarakat (pekat).
Razia tilang untuk tangkap tangan pelaku aktif, pelaku jalanan. Legitimasi global
tersirat tindak pidana ringan maksiat lewat kemasan LGBT. Dilestarikan mengacu HAM.
Daya pikat maksiat, berbanding lurus
mulus ataupun berbanding terbalik bolak-balik dengan ramuan revolusi mental. Merasuk
ke jiwa kebangsaan bebas wawasan, gagasan apalagi gas-gasan.
Berguru jangan ke satu guru. Cari ilmu
tidak perlu ke lembaga pendidikan formal. Tanpa teori langsung praktek. Model tipikor, apanya yang kurang. Bukan konsumsi rakyat
papan bawah, bukan untuk rakyat tapak tanah.
Tanpa cita-cita, tanpa niat, tanpa
rencana tetapi sudah terlanjur nyebur siap babak-belur di lingkungan yang kondusif. Tidak ikut arus akan mendapat
stigma “bocah ora urus”. Tua-tua biang keladi. [HaéN]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar